KOTA SERANG, BantenHeadline.com – Menyikapi imbauan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang atas penerapan progran Sekolah Ramah Anak (SRA). Kepala SMP Negeri 1 Kota Serang menegaskan, pihaknya siap menerapkan program yang digagas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) itu.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi hak serta melindungi anak ketika berada di sekolah dengan terpenuhinya konsep Bersih, Aman, Ramah, Indah, Inklusif, Sehat, Asri, dan Nyaman.
Demikian dinyatakan Mundakir, Kepala SMP Negeri 1 Kota Serang, saat ditemui wartawan Jum’at (19/12/2020).
Menurutnya program SRA sesungguhnya sudah diterapkan jauh hari sebelumnya, mengingat sekolah yang baru sekitar 10 bulan dipimpinnya itu berkonsep ramah lingkungan, sehat, asri dan nyaman bagi siswa, guru dan mereka yang beraktivitas di lingkungan sekolah.
“Insya Allah kami siap menerapkan program Sekolah Ramah Anak, karena memang konsep itu sudah jauh hari kami jalani,” ujarnya.
Berbekal beberapa penghargaan tingkat Kota Serang dan Provinsi Banten seperti diantarannya predikat Sekolah Sehat dan Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Banten, sepertinya penerapan program SRA bagi SMP Negeri yang beralamat di Jl. KH. Abdul Fatah Hasan, Ciceri Kota Serang ini bukanlah hal sulit.
“Alhamdulillah sebelum saya memimpin sekolah ini, kami sudah berhasil meraih sejumlah penghargaan,salah satunya yaitu sekolah Adiwiyata tingkat provinsi karena konsep yang kami terapkan adalah sekolah yang ramah lingkungan, sehat dan asri. Jadi Insya Allah tidak begitu sulit ketika kami harus menerapkan program Sekolah Ramah Anak,” ujarnya.
Meski demikian Mundakir mengaku sekolahnya masih melengkapi beberapa infra struktur tambahan untuk melengkapi kriteria sebagai SRA.
“Memang masih ada sedikit tambahan infrastruktur untuk dilengkapi. Tapi sesungguhnya kami siap menerapkan program ini,” tambahnya.
Menyikapi rencana pemerintah daerah memberlakukan sistem belajar tatap muka pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan awal tahun 2021. Mundakir mengatakan bahwa sekolahnya sedang mempersiapkan diri agar program SRA dapat disandingkan dengan program protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
“Selain berupaya tetap ramah saat penyambutan siswa, bertutur sapa yang baik, selalu tersenyum, kami juga akan tetap memberlakukan sistem protokol kesehatan covid-19. Fasilitas pendukungnya sedang kami sempurnakan. SDM (Sumber Daya Manusia-red)nya kita pastikan guru yang benar-benar sehat dan tidak terpapar covid, juga pengadaan sarana cuci tangan yang kami sesuaikan dengan kebutuhan,” tambahnya.
Sementara untuk menghindari kerumunan siswa, pihaknya akan membatasi ruang kelas dengan 18 orang perkelas dengan dua shift pagi dan siang dengan masing-masing dua jam saja. Selain itu juga menutup kantin sekolah untuk mengantisipasi kerumunan siswa. Pembatasan jumlah siswa selain mengikuti sistem protokol kesehatan, menurutnya dapat memberikan rasa nyaman baik bagi siswa dan guru termasuk orang tua siswa.
“Ini juga sejalan dengan program Sekolah Ramah Anak ketika kami menerapkan sistem pembatasan jumlah siswa di kelas dan pemberlakuaan shift. Jadi kita semua termasuk orang tua siswa tidak khawatir dengan program tatap muka sekolah,” katanya lagi.
Namun demikian Mundakir menegaskan tidak memaksakan siswa untuk mengikuti sistem belajar tatap muka. Pihaknya juga masih tetap memberlakukan sistem belajar daring bagi siswa atau orang tua yang tidak memperkenankan anak mereka belajar di sekolah di masa pandemi.
“Salah satu syarat mengikuti belajar tatap muka adalah ijin dari orang tua. Kami masih memberlakukan sistem daring bagi mereka yang tidak bisa atau tidak berkenan belajar di sekolah. Kami tidak memaksakan diri dan kami tetap layani,” tegasnya.
Namun Mundakir memastikan, meski nantinya sistem belajar tatap muka diterapkan, pihaknya akan tetap berusaha menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang ramah dan nyaman bagi siswa.
“Kami akan tetap melayani siswa dengan ramah dan senyum sehingga siswa tetap merasa nyaman dan aman berada di lingkungan sekolah meski belajar ditengah pandemi Covid,” pungkasnya. (Red-03).