PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Manager Administrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Labuan, Misni mengakui adanya pendangkalan disekitar Teluk Labuan. Akan tetapi, ia mengklaim bahwa PLTU sudah mengumpulkan para pengusaha kapal tongkang pengangkut batu bara, untuk menggalang dana guna membantu pengerukan.
“Saat itu audiensi, dan telah kami tindak lanjuti kelapangan (Teluk-red) memang ada pendangkalan, setelah itu kami tidak henti-hentinya menggalang dana dari pihak perusahaan batu bara, mereka siap bayar, tiap bulan kami juga suka rapat dengan pihak batu bara,” katanya saat klarifikasi tuntutan massa, Senin (7/8).
Baca juga: Dituding Merusak Lingkungan, Ratusan Nelayan Kepung PLTU Labuan
Hanya saja hasil pertemuan itu belum disampaikan kepada masyarakat sekitar. Sehingga wajar apabila masyarakat menilai tidak ada realisasi.
“Cuma sayangnya kemarin kami tidak melaporkan progres itu (hasil pertemuan, red) sampai dimana kepada rekan-rekan nelayan, jadi seakan-akan tidak ada realisasinya, mungkin disini komunikasi yang kurang,” ujarnya.
Sedangkan terkait tuntutan massa yang meminta ganti rugi atas adanya sedimentasi yang diakibatkan oleh kandasnya kapal tongkang pengangkut batu bara, Misni belum dapat menjanjikan.
“Namun kami berjanji akan berkoordinasi kembali dengan pihak pengusaha batu bara untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan ratusan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pesisir (AMP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, menggelar aksi unjuk rasa di depan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Labuan.
Aksi unjuk rasa itu dipicu karena janji PLTU yang akan memulihkan ekosistem laut, terutama di mulut muara tak kunjung dipenuhi. Akibatnya, selain nelayan harus melaut lebih jauh, hasil tangkapan juga semakin berkurang. (Red-02).