PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Dinas Perikanan Kabupaten menyebut, produksi tanggapan ikan laut di Kabupaten Pandeglang selama tahun 2019 hanya sekitar 150 ribu ton.
Jumlah itu berkurang drastis jika disbanding tahun 2018 lalu yang mencapai 200 ribu ton. Artinya, tahun lalu ada penurunan hasil tangkapan ikan nelayan di Pandgelang sebesar 50 ribu ton.
“Dari 200 ribu ton, hanya dicapai 150 ribu ton,” kata Suaedi, Rabu (22/1).
Menurut Kepala Dinas Perikanan Pandeglang, Suaedi Kurdiatna, berkurangnya tangkapan ikan itu bukan karena ketersediaan ikan yang menipis, melainkan karena banyaknya alat tangkap nelayan yang rusak akibat ttsunami.
“Imbas dari tsunami, hasil produksi ikan menurun. Bukan karena ikan yang sedikit, tetapi karena alat tangkap yang berkurang karena rusak,” imbuhnya.
Berkurangnya tangkapan ikan itu, juga berimbas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Semula Dinas Perikanan mencanangkan target PAD sebesar Rp 700 juta. Namun hasilnya, hanya tercapai Rp 600 juta.
Mantan Camat Panimbang itu membeberkan, tsunami juga turut merusak fasilitas dibeberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Dari 14 TPI yang dikelola Pemkab Pandeglang, ada sejumlah TPI yang belum beroperasi normal sejak tsunami, seperti di TPI Sumur.
“Sumber produksi ikan mayoritas dari nelayan di Kecamatan Labuan, karena jumlah mereka paling banyak,” sebutnya.
Oleh karena itu, tahun ini pemerintah akan optimalisasi beberapa TPI sebagai penghasil devisa daerah. Bahkan dia juga menyebut, Dinas Perikanan mendapatkan bantuan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 1,5 miliar untuk mengadakan berbagai jenis alat tangkap bagi nelayan.
“Saya juga sudah sampaikan ke Provinsi Banten untuk membantu pengadaan kapal bagi nelayan di Sidamukti,” tandasnya. (Syamsul).