“Maka hendaklah mereka mendatangkan ucapan semisal Al-Qur’an jika mereka orang-orang yang benar” (Ath-Thur : 34)
Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah, setiap Nabi atau Rasul yang diutus Allah SWT pasti memiliki sebuah Mukjizat, karena dengan itu seorang Nabi atau Rasul dapat melemahkan setiap orang hendak membantah kebenaran ajaran Allah SWT. Itulah yang terjadi kepada Nabi Musa as. Yang diberikan mukjizat berupa sebuah tongkat yang dpat berubah menjadi seekor ular besar. Mukjizat semacam ini jelas efektif dalam dakwah Nabi Musa, mengingat saat beliau dakwah sedang ramai ilmu sihir dikalangan masyarakat, sehingga kekuatan Mukjizat beliau membungkam orang-orang yang membenci ajaran yang dibawanya.
[irp posts=”2938″ name=”Syiram Online (18) Interaksi dengan Al-Qur’an”]
Begitupun dengan Nabi Isa as yang memiliki Mukjizat dapat menyembuhkan penyakit kusta, sebuah penyakit yang ramai saat itu dan tiada obatnya. Mukjizat semacam ini Bagi Nabi Isa as. Sangat pula efektif sesuai dengan kondisi saat itu. Inilah makna dari Mukjizat yakni suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditangtangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendartangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu, begitulah yang dijelaskan M.Quraish Shihab. Artinya, mukjizat adalah alat melumpuhkan dan melemahkan orang-orang yang hendak mengganggu ajaran Allah SWT.
Bagaimana dengan Mukjizat Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Mukjizat nabi Muhammad berbeda dengan Nabi lainnya karena disesuaikan dengan situaasi dan kondisi masyarakatnya saat itu. Masyarakat Arab saat itu adalah para ahli syair, puisi dan karya sastra. Sehingga Mikjizat Nabi Muhammad SAW haruslah sebuah karya yang memiliki nilai sastra terbaik yang melemahkan karya dan syair orang Arab saat itu. Maka Mukjizat Nabi Muhammad adalah Al-Qur’an. Sebuah Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah SWT, yang sejak awal telah menantang manusia saat itu untuk membuat semacam al-Qur’an. Sebagaimana dalam Surat Ath-Thur : 34 “maka hendaklah mereka mendatangkan ucapan semisal Al-Qur’an jika mereka orang-orang yang benar”. Dan tantangan Allah itu tidak dapat dilayani atau dipenuhi mereka (kaum kafir).
[irp posts=”2253″ name=”Syiram Online (3) Keutamaan Puasa Ramadhan”]
Pada saat itu, terdapat seseorang yang hendak membuat ayat semisal al-Qur’an, Musaillamah lah orangnya. Dengan sombongnya, ia menantang Nabi dengan membuat surat yang menyerupai surat al-Fil “Alam Tara Kayfa fa ‘ala robbuka bi ashhabil fil” Musailamah menulis surah yang berbunyi “ Al-Fil wama adraka malfil lahu kurtum thawiil” yang artinya “Gajah, Tahukah kamu apakah gajah itu ? Itulah binatang yang belalinya panjang. Dari sini saja, jangankan kita sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt, bahkan orang kafir saat itupun meragukan bahkan menyangsikan pernyataan Musaillamah itu sehingga ia diberi gelar al-Kadzdzab (pembohong). Inilah bukti ke – Mukjizatan al-Qur’an.
Kemuliaan al-Qur’an jika di analogika dengan kulit kambing misalnya, jika kulit kambing tersebut menjadi cover atau penutup al-Qur’an maka kulit kambing tersebut akan di cium setiap hari, tetapi jika ia menjadi penutup bedug maka pukulan yang setiap hari akan datang. Saudaraku yang Budiman, marilah kita mulyakan al-qur’an denga ke mukjizatannya ini, dengan selalu menjadikan al-Qur’an sebagai benteng hidup kita. Sehingga ke Mukjizatan Al-Qur’an akan menetes sedikit demi sedikit dalam kepribadian dan kehidupan kita. ***