SERANG, BantenHeadline.com – Anggota Komisi IV DPR RI yang dipimpin Siti Hediati Soeharto menemukan makanan mengandung zat berbahaya saat mengunjungi Pasar Induk Rau, Kota Serang, Senin (20/6). Rombongan menemukan adanya kandungan formalin, boraks, dan rhodamin b dalam sejumlah makanan di Pasar Rau.
Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Serang Muhamad Kashuri mengatakan, tren penggunaan formalin pada makanan tahun ini ada penurunan. “Di lihat dari tahun kemarin penggunaan formalin untuk makanan sekitar 70 persen, dan tahun ini menurun penggunaannya sekitar 30 persen.
Kita akan tetep bekerja keras dan melibatkan peran masyarakat juga. Kita tingkatkan peran masyarakat seperti di sekolah-sekolah, kita juga didik dengan membentuk gerakan pangan untuk sama-sama tahu,” kata Kashuri yang ikut rombongan DPR RI.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan makanan berbahaya. “Kalau untuk para pedagang kita lakukan pembinaan, karena kita juga sudah menindak dan mengamankan produsen makanan berbahaya itu sampai ke hulunya.
Kita tidak hanya bekerja di hilir tapi dari sumbernya. Terbukti beberapa bulan yang lalu, importir rhodamin B sudah kita musnahkan banyak sekali, dan importir formalin juga kita berikan zat khusus, agar sewaktu di campurkan makanan rasanya pahit. Ini salah satu upaya yang kita lakukan untuk mencegah beredarnya makanan yang berbahaya yang beredar di pasaran,” katanya.
Dalam sidak di Pasar Rau, BPOM tidak menemukan adanya bahan berbahaya yang dicampurkan dengan daging sapi, ayam, ataupun ikan. “Sampai dengan saat ini masih aman untuk ikan, daging juga ayam,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto mengatakan, dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian kebutuhan pokok untuk masyarakat sampai Lebaran ke depan aman. “Hasil pantauan kami kelihatannya harga cabai fluktuatif.
Kalau untuk beras stabil dan stoknya juga aman. Kalau untuk daging tidak mungkin harganya bisa Rp80ribu karena menurut pedagang harga sapi, hidupnya Rp 40 ribuan. Bulog juga sudah mengadakan operasi pasar untuk daging beku. Ya agak sedikit membantu untuk masyarakat tapi kan enggak bisa terus-terusan,” katanya. (Red-bantenraya)