PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Mantan Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pandeglang, Mustandri menerangkan, pembangunan skatepark telah memenuhi syarat. Lantaran dalam tahap pembangunannya, pihak konsultan sudah melakukan study banding ke Bandung.
Mustandri menjabat sebagai Sekretaris Dispora hingga Januari 2017. Sehingga, ia mengetahui tahap perencanaan pembangunan Skatepark yang berada di Stadion Kuranten.
“Kami waktu itu membuat DED (Detail Engineering Design) itu bukan sembarangan, melainkan dibuat konsultan. Itu sudah memenuhi syarat, kalau umpamanya mau banyak obstacle, luasnya harus lebih besar. Konsultan juga membuat skatepark tidak sembarangan, sudah study banding ke Bandung,” ujarnya menegaskan, Senin (14/7).
Baca juga: Waduh, Pembangunan Dinilai Asal-asalan, Komunitas Skateboard Pandeglang Ogah Pakai Skatepark
Bahkan dirinya mengaku, skatepark di Pandeglang memiliki kualitas lebih baik dibanding skatepark yang ada dibeberapa daerah lain. Soalnya, skatepark yang dibangun dengan anggaran Rp200 juta itu, memiliki obstacle yang lebih banyak daripada skatepark Surabaya.
“Justru jika dibandingkan dengan Surabaya, obstaclenya lebih banyak di sini. Obstacle itu sudah lebih bagus dibanding daerah lain. Kalau soal tidak pakai, silakan saja hak mereka. Yang punya skateboard dan BMX kan bukan mereka saja,” ucap Mustandri dengan mimik kesal.
Baca juga: Meski Untuk Komunitas, Namun Dispora Nilai Tak Perlu Dilibatkan Dalam Pembangunan Skatepark
Adapun soal adanya pernyataan komunitas skateboard yang mengaku disain yang diajukan tidak direalisasikan, pria yang kini menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol Setda Pandeglang itu menyangkalnya. Malahan dia menuturkan bahwa tidak ada usulan disain skatepark yang diterima.
“Dulu, kami minta sketsa pembuatan skatepark, bukan DED. Saya sudah berapa kali minta, tetapi tidak ada. Tetapi jika speknya salah, itu harus diperbaiki oleh pemborong, maka harus diganti,” tutup Mustandri.
Diberitakan sebelumnya, skatepark di Pandeglang yang selesai dibangun pada bulan Juli kemarin, terancam terbengkalai. Soalnya, skatepark pertama di Pandeglang itu memiliki sejumlah obstacle atau rintangan yang justru membahayakan penggunanya, seperti obstacle jenis bengs volcano yang terlalu runcing, quarter yang curam, dan rel rainbow yang tidak terpasang dengan baik.
Hal ini berpotensi melukai hingga menimbulkan korban jiwa. Akibatnya, para komunitas dari Rhino City Skateboarding dan BMX tidak tertarik untuk memanfaatkannya. (Red-02).