PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Dunia pendidikan di Pandeglang kembali menghadirkan kisah pilu. Drama memilukan kali ini menimpa ratusan siswa SDN 3 Tanjungan, Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten pandeglang. Mereka kini terpaksa belajar disebuah pabrik singkong. Hal itu akibat atap sekolah mereka roboh. Padahal, sebagian besar konstruksi atap bangunan terbuat dari baja.
Wakil Kepala Sekolah SDN 3 Tanjungan, Sukarja menuturkan, kejadian tersebut sudah terjadi sejak 5 bulan lalu. Pada saat itu, atap 3 bangunan yang diperuntukkan untuk kelas 1, 2, dan 3 runtuh. Kejadian yang sama kembali menimpa ruang kelas lain pada setengah bulan lalu. Ironisnya, kejadian tersebut bukan akibat bencana alam.
“Konstruksi bajanya roboh sudah setengah bulan., ‘kan ada 2 bangunan, yang 1 sudah 5 bulanan roboh, yang terakhir setengah bulan lalu,” ujar Sukarja kepada BantenHeadline.com, Kamis (15/09)
Ironisnya lagi, atap 3 bangunan awal yang ambruk baru direnovasi 3 tahun lalu dengan anggaran sekitar Rp 200 juta.
“Yang baru roboh bangunan tahun 2006, sedangkan bangunan tahun 2013 sudah duluan roboh 5 bulan lalu. Total ada 6 ruangan. Bangunan 2013 untuk kelas 1,2,3 roboh duluan. Akhirnya dialihkan ke bangunan lama. Jadi 1 lokal disekat untuk 2 kelas.
Tetapi akhirnya pada roboh semua,” papar Sukarja lagi.
Sementara ini pihak sekolah terpaksa memindahkan lokasi belajar sebuah pabrik pengolah singkong di pinggir hutan yang sedang tidak digunakan pemiliknya, berjarak sekitar 1 kilometer dari sekolah.
“Situasi belajar tidak nyaman, hanya atap tidak ada tembok. Jadi kalau ada hujan itu sawer, belum lagi banyak ular di sini,” keluhnya.
Menurut Sukarja, belum ada tindakan serius dari Pemda Kabupaten Pandeglang. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan setempat pun baru sebatas memeriksa kondisi bangunan. (Red – 02).