PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Bencana kekeringan di Kabupaten Pandeglang kini semakin meluas. Tercatat sejak bulan Juni hingga Juli, ada 16 desa yang mengalami kekeringan. Namun memasuki bulan Agustus, jumlah desa yang dilanda kekeringan bertambah dua.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandegkang, dua desa yang mulai kesulitan mendapat air bersih sejak pekan lalu, yakni Desa Tapos di Kecamatan Cadasari dan Desa Kalanganyar, di Kecamatan Pandeglang.
Sebelumnya 16 desa yang lebih dulu dilanda kekeringan, tersebar di 5 kecamatan. Kelima kecamatan itu adalah Patia dengan cakupan kekeringan di 10 desa, Picung dan Munjul masing-masing 2 desa, dan Kecamatan Angsana serta Sindangresmi yang masing-masing melanda 1 desa.
“Meski coverage area kekeringan bertambah, namun BPBD belum menetapkan status maupun tim khusus. Kami masih berupaya mengirimkan air bersih ke desa-desa dengan armada yang ada, dibantu oleh relawan,” kata Kepala BPBD Pandeglang, Asep Rahmat, Selasa (14/8).
“Hanya saja bila wilayah terdampak kekeringan semakin meluas, maka BPBD akan segera meningkatkan intensitas pengiriman air bersih dengan bantuan BPBD Provinsi Banten karena armada kami belum mencukupi,” sambungnya.
Mantan Kepala ULP Pandeglang itu melanjutkan, peristiwa kekeringan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu lantaran jumlah desa terpapar hampir sama. Kendati demikian, terjadi waktu pergeseran musim kemarau.
“Karena tahun lalu, kekeringan mulai melanda sejak bulan Juli. Sedangkan tahun ini, sudah terjadi sejak bulan Juni lalu,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi bencana kekeringan akan berlangsung hingga bulan September mendatang. Oleh sebab itu BPBD mengingatkan agar masyarakat memanfaatkan bantuan air bersih dengan bijak dan tidak boros.
“Imbauan dari kami agar masyarakat memanfaatkan air dengan bijak dan tidak boros. Sampaikan informasi kepada kami dengan cepat supaya BPBD segera mensuplai air bersih,” pesannya. (Red-02).
