PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Masih buruknya kondisi Jalan Raya Labuan-Carita-Anyer, membuat pengusaha wisata hingga supir angkutan geram. Kekesalan mereka ini diluapkan dengan aksi unjuk rasa di sepanjang jalan Labuan-Carita, Kabupaten Pandeglang, Rabu (15/3). Ini merupakan aksi yang ketika kalinya. Setelah dua aksi demo sebelumnya tidak pernah direspon oleh Pemerintah.
Unjuk rasa gabungan ini dimulai pukul 10.00 WIB dan diikuti oleh ratusan massa. Ratusan massa ini melakukan aksi ditiga titik lokasi demo, yakni di jembatan merah Cikalimati, Desa Carita, Pasar Carita dan Tugu KB Labuan, Kecamatan Labuan.
Dalam aksinya, mereka menyuarakan keluhan dan menuding Pemerintah Provinsi Banten tak pro terhadap rakyat. Karena selain merugikan kalangan pengusaha wisata dan supir angkutan umum, buruknya jalan didaerah wisata itu juga kerap memakan korban, lantaran insiden kecelakaan hampir setiap hari terjadi. Selain melakukan orasi, masa juga telah membakar ban bekas sambil membentangkan poster kencaman di jembatan Cikalimati.
Bahkan, selama kurang lebih 30 menit aktivitas lalu lintas dari arah Anyer dan Labuan maupun sebaliknya, sempat lumpuh total karena massa melakukan pemblokiran jalan.
Setelah itu, massa juga melakukan orasi di jalan menuju Pasar Carita dan menutup kembali jalur tersebut, hingga kemacetan pun kembali terjadi.
Koordinator Lapangan (Korlap), Supriadi Franky menuturkan bahwa masyarakat disekitar lokasi wisata Carita menderita dengan kondisi jalan yang banyak lubang. Jelas saja hal itu turut memengaruhi pendapatan masyarakat yang menggantung hidup pada sektor pariwisata. Menurut Franky, selain minimnya perhatian dari Pemprov Banten, dorongan dari Pemkab Pandeglang juga sangat lemah.
“Pemkab Pandeglang sama saja dengan Pemprov Banten, tak mampu memuluskan jalur Labuan-Carita. Sebab kerusakan jalan yang saat ini terjadi sudah cukup lama dan dibiarkan saja oleh kedua belah pihak. Maka dari itu kami atas nama rakyat kembali melakukan desakan agar segera dilakukan pembangunan,” teriak Franky dalam orasinya.
Ia memaparkan, pemerintah seolah menutup mata terhadap kendaraan over tonase yang selalu lalu-lalang di jalur tersebut. Akibatnya kerusakan jalan itu terus tejadi bahkan bertambah parah. Maka dari itu ia dan masyarkat lainnya mendesak pemerintah agar menindak aktivitas kendaraan yang melebihi muatan.
“Jalan Labuan-Carita merupakan akses utama menuju kawasan objek wisata, kalau tetap dibiarkan rusak, maka objek wisata akan sepi pengunjung yang nantinya akan berdampak pada Pedapatan Asli Daerah (PAD) dan akan membangkrutkan para pengusaha wisata serta akan kembali banyak korban yang berjatuhan,” ujar Franky kesal. (Red-02)