SERANG, BantenHeadline.com – Ada suasana yang berbeda pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Banten ke-16 tahun ini. Sidang Paripurna Istimewa di gedung DPRD Banten, di jl. Syeh Nawawi Al-Bantani Kecamatan Curug Kota Serang berjalan mulus, lancar tanpa “gangguan”.
Padahal pada peringatan HUT Provinsi Banten beberapa tahun sebelumnya, aksi unjuk rasa baik oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun organisasi mahasiswa seolah sudah menjadi “agenda wajib” mereka.
BantenHeadline.com menghubungi sejumlah aktifis untuk mencari tahu alasan para “pejuang aspirasi masyarakat” yang memilih “diam”, saat peringatan HUT Provinsi Banten ke-16 ini.
Menurut Ketua LSM Koalisi Mercusuar Banten (KMB) Tb. Delly Suhendar, suasana Pilgub Banten sangat mempengaruhi pergerakan aktifis. Mereka yang biasanya kritis, akan berfikir dua kali untuk menggelar aksi.
“Kita akui kawan-kawan kita ada yang pro ke pemerintah atau sefaham dengan pemerintah, dan itu sah-sah saja. Dan mereka merasa tidak perlu menggelar aksi unjuk rasa mengkritisi kinerja pemerintah Banten. Sementara mereka yang tidak sefaham dengan pemerintah juga khawatir aksi mereka ditunggangi oleh oknum mana-pun yang punya kepentingan politis dalam Pilgub ini,” ujar Delly dari ujung telepon, Selasa (04/10).
Hal yang hampir sama juga dinyatakan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Serang, Abdul Basyar, bahwa suasana menjelang pelaksanaan Pilgub Banten memang berpengaruh pada aksi mereka.
“Kami khawatir aksi kami nanti ditunggangi oleh mereka yang punya kepentingan politis. Jadi aksi teman-teman mahasiswa yang biasanya digelar di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) saat Sidang Paripurna HUT Banten, kami alihkan ke depan kampus IAIN Serang, itupun hanya berbentuk refleksi dan bukan unjuk rasa,” papar Basyar. (Red – 05).