PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Harga gabah di pasaran saat ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Pasalnya, harga gabah kini anjlok diharga Rp 270-300 ribu per kwintal. Padahal sebelumnya, harga gabah bisa menyentuh diangka Rp 500-600 ribu per kwintal. Akibatnya, hal itu membuat para petani di Kabupaten Pandeglang mengalami kerugian. Tak ayal, hal itu pun membuat geram Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pandeglang. Bahkan KTNA mempertanyakan peran dan pungsi Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang dan Dinas Pertanian (Distan) Pandeglang.
Ketua KTNA Kabupaten Pandeglang, Anton Khaerulsamsi mengungkapkan, banyak para petani yang mengeluh terkait anjloknya harga gabah saat ini. Maka dari itu, ia menilai bahwa keberadaan Bulog dan Distan belum membawa kesejahteraan bagi petani. Apalagi, anjloknya harga gabah kerap dirasakan setiap tahun.
“Pada setiap panen raya padi harganya selalu anjlok, jelas hal itu telah mebuktikan peran Bulog dan Distan belum maksimal dan tidak dirasakan oleh para petani. Seharusnya, Bulog dan Distan menjelang musim panen itu harus melakukan antisipasi penanganan hasil panen padi terlebih dulu supaya harganya tidak anjlok dan hasil panennya bagus,” tegas Anton, Selasa (28/2).
Lebih jauh Anton menegaskan, Bulog juga harus membuat satuan tugas untuk membeli gabah dari petani dengan standar harga gabah yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di sisi lain, Distan perlu memfasilitasi para petani dalam menjual hasil panennya, jangan malah dibiarkan tanpa melakukan apapun.
“Sejauh ini saya cermati, pemerintah hanya sebatas teori dalam meningkatkan sektor pertanian. Namun nyatanya, hingga saat ini sektor pertanian belum terlihat maju. Contohnya penanganan hasil panen padi saja masih sangat jauh dari harapan para petani,” jelasnya. (Red-02)