CILEGON, BantenHeadline.com
Siti Hanifah (4), putri sulung dari seorang pemulung dan juru parkir yang sebelumnya dikabarkan menderita penyakit komplikasi ginjal dan liver, ternyata menderita penyakit yang lebih parah. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak RSUD Banten, balita tersebut ternyata menderita Leukimia atau kanker darah stadium akhir.
Ibunda Hanifah, Ariyanti mengatakan pada Rabu (4/5/2016) bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Cilegon Hanifah dirujuk ke RSUD Banten. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter poli anak, Hanifah ternyata menderita kanker darah stadium akhir. Melihat kondisinya yang terbilang kritis, maka pihak RSUD Banten langsung melarikan Hanifah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
“Kemarin sama LPA di bawa ke RSUD Banten, kata dokter disana dede kena Leukimia. Leukositnya sudah sampai 225.000, badannya pun pada bengkak. Ini juga terus dikontrol sih darahnya sama dokter RSCM,” ujarnya, Kamis (5/5/2016).
Ia mengatakan setiap hari darah Hanifah terus diambil untuk dilakukan pemeriksaan, agar terpantau kondisi darah Hanifah. Alasannya, begitu kondisi darahnya sudah membaik, maka Hanifah akan menjalani pengobatan kemoterapi.
“Sekarang sih masih dikasih infus dulu, biar peredaran darahnya normal kata dokter. Biar sel darah putihnya ga numpuk, pengecekan darah rutin tiap hari. Nanti jika leukositnya sudah turun baru di kemoterapi,” katanya.
Ariyanti menambahkan hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan Hanifah dapat menjalani proses kemoterapi, karena kondisi darah putih ditubuh Hanifah masih tinggi. “Untuk biaya Alhamdulillah ada BPJS,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua LPA Kota Cilegon Puji Rahayu mengatakan dari pemeriksaan di dokter RSUD Banten kondisi Hanifah dinyatakan sudah mengkhawatirkan, karena sel darah putihnya sudah mencapai 220.000. Padahal, normalnya untuk anak seusia Hanifah, sel darah putihnya hanya 10.000.
“Jadi masuknya kondisi Hanifah sudah gawat darurat, walaupun kelihatannya anak itu sehat dan ceria. Dari situ langsung dilarikan ke RSCM. Alhamdulillah pihak RSUD Banten kooperatif, karena mereka menyediakan ambulance dan menyediakan perawat untuk mendampingi Hanifah selama di RSCM,” katanya. (Red/01)