SERANG, BantenHeadline.com – Ratusan pengemudi (driver) GoCar yang tergabung dalam Forum GoCar Banten 212, melakukan aksi mogok melayani penumpang. Mereka menolak keputusan manajemen PT. Aplikasi Anak Bangsa cabang Banten, perusahaan penyedia jasa angkutan penumpang berbasis online tempat mereka bekerja.
Mereka menilai, kebijakan baru perusahaan telah mengurangi pendapatan sekaligus memeras tenaga di luar batas kelayakan jam kerja.
Ikang, salah seorang driver GoCar memaparkan, sejak perusahaan tersebut berdiri sekitar lima bulan lalu, para driver hanya ditargetkan 12 point untuk mendapat bonus Rp 300 ribu, tanpa ada potongan sama sekali. Tapi beberapa hari lalu perusahaan memberlakukan kebijakan pemotongan 15 persen, Nilai tersebut jauh lebih besar dari kebijakan perusahaan untuk wilayah lain, seperti di wilayah Jakarta yang hanya 10 persen dengan konsumen yang sudah cukup banyak.
“GoCar di Banten belum banyak dikenal masyarakat. masih ada beberapa daerah kecamatan yang tidak bisa kami akses. Masa iya potongan kami lebih besar dari wilayah kerja di kota besar?” papar Ikang saat ditemui wartawan di kawasan stadion Maulana Yusuf Ciceri Kota Serang, Selasa (5/12/2017) beberapa saat sebelum menyatroni kantor PT. Aplikasi Anak Bangsa cabang Banten, di kawasan Kidang, Kota Serang.
Ikang menambahkan, belum lagi para driver menerima keputusan pemotongan 15 persen pembayaran, pada tanggal 2 Desember kemarin perusahaan kembali memberlakukan kebijakan lain, yaitu penambahan capaian target menjadi 18 poin, dari sebelumnya 12 poin. Pihak perusahaan juga dinilai tidak bisa memberikan alasan yang dapat diterima oleh para driver.
“Memang kemarin sudah ada pertemuan antara pihak perusahaan dengan kami, tapi kami menilai alasan mereka tidak bisa dipertanggung jawabkan,” tambahnya.
Driver GoCar lainnya, Rifki memaparkan, bahwa kenaikan target menjadi 18 poin sudah melampaui batas kewajaran jam kerja.
“Satu kali kami melayani penumpang, rata-rata memakan waktu 1 jam. Berarti kalau target 12 poin saja kami harus bekerja 12 jam. ‘Nah kalau 18 poin, berarti kami harus bekerja sekitar 18 jam. Ini ‘kan sudah tidak wajar,” jelas Rifki.
Aksi mogok melayani penumpang tersebut rencananya akan terus dilakukan hingga pihak perusahaan mengembalikan kebijakan lama atau setidaknya merubah kebijakan baru menjadi lebih wajar.
Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh klarifikasi dari pihak perusahaan tersebut. (Red-05).