PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyayangkan aksi ratusan massa yang mengamuk di PT. Tirta Freshindo Jaya (PT. TFJ), pabrik air kemasan milik anak perusahaan PT. Mayora, di Kecamatan Cadasari yang berbatasan dengan Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Menurut Irna, aksi pengrusakan tersebut telah merugikan masyarakat Pandeglang. Mengingat, keberadaan perusahaan tersebut diharapkan bisa menyerap tenaga kerja asal Pandeglang.
“Saya berharap kejadian ini jangan di politisisasi, kasihan masyarakat Pandeglang, investasi harus hidup. Karena yang berat itu menciptakan lapangan pekerjaan. Banyak ‘lho warga Pandeglang saat lulus sekolah lalu membuat surat kuning untuk bekerja keluar daerah,” kata bupati saat dikonfirmasi, Senin (06/02).
Dirinya meminta agar (sebagian) masyarakat Kecamatan Baros (peserta aksi) untuk lebih bijak dalam menghadapi polemik yang terjadi. Karena hal tersebut bisa di musywarahkan tanpa adanya kekerasaan.
“Mudah-mudahan warga Serang (Baros) lebih bijak, kenapa tidak kita duduk bareng? Mayora juga akan kami panggil kesini, ketimbang kita teriak-teriak di jalanan,” ujarnya.
Terkait desakan massa yang menginginkan pemberhentian sementara untuk Mayora, bupati menjelaskan bahwa Pemkab Pandeglang belum menariknya. Alasannya, surat pemberhentian sementara itu dilayangkan oleh Bupati Pandeglang terdahulu.
Sebelum Ia mencabut surat tersebut, Irna mengaku akan memanggil terlebih dahulu pihak Mayora untuk mengetahui komitmen yang akan dibangun bersama Pemkab Pandeglang.
“Saya meminta Mayora memiliki komitmen yang jelas, saya akan panggil lagi. Karena saat beroperasi nanti, berapa ribu orang yang akan bekerja,” imbuh Irna.
“Tetapi kami akan liat dulu kenapa masyarakat ikut aksi, saya kawatir masyarakat ini hanya terprovokasi oleh sekelompok orang yang memiliki kepentingan pribadi,” tandasnya.
Beberapa jam sebelumnya, ratusan massa dari 2 wilayah yakni Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, mengamuk di lokasi PT. Tirta Freshindo Jaya (TFJ), dengan merusak kaca kantor dan membakar sebuah kendaraan berat ,ilik perusahan. Aksi tersebut merupakan buntut dari kekesalan warga yang sejak beberapa tahun lalu menolak keberadaan pabrik air minum kemasan tersebut, karena debit air tanah di wilayah Cadasari dan Baros semakin berkurang. (Red – 02).