CILEGON, BantenHeadline.com
Meski dalam usianya yang tergolong sangat muda, namun penderitaan yang dialami Siti Hanafiah (4) tergolong sangat berat. Alasannya, diusianya tersebut ia harus menderita penyakit komplikasi liver, ginjal, hingga paru-paru.
Putri sulung pasangan Asep Supriyadi dengan Ariyanti harus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Hal tersebut terbilang beban yang berat baginya, karena kedua orang tuanya hanya bekerja sebagai juru parkir dan pemulung barang bekas dengan penghasilan Rp 200.000 dalam dua pekan.
Akibatnya, hingga saat ini warga Lingkungan Palas RT 03/02 Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon ini belum dapat dilarikan ke RSCM, lantaran keterbatasan biaya untuk berobat ke RSCM.
“Dua minggu lalu anak saya sempat dibawa ke Rumah Sakit Panggungrawi, masih ada kok hasil lab sama radiologinya. Kata dokter sih anak saya kena liver, ginjal, dan paru-parunya membengkak. Terus dirujuk ke Cipto (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), tapi saya belum bisa kesana karena tidak ada uang,” ujar ibu Hanifah, Arianti.
Ia mengatakan anak pertamanya tersebut kerap menangis pada malam hari, karena harus menahan sakit. Bahkan, akibat penyakitnya, perut Siti Hanafiah pun mulai membuncit, serta terdapat beberapa benjolan pada rahang kanan dan kirinya.
“Umurnya sekarang 3 tahun 9 bulan, tapi berat badannya cuma sebelas kilo. Itu kan tidak wajar umur anak seusianya, seharusnya berat badannya sudah sampai 15-20 Kg. Saya ga tahu persis sejak kapan penyakit ini, tapi kayanya dari dia kecil. Soalnya, saya kasih makan tapi ga gede-gede badannya, ga tahunya pas diperiksa dokter katanya liver sama ginjal. Setiap malam dia juga sering nangis, sampai kakinya menyilang, kayanya menahan sakit,” katanya seraya menitikkan air mata.
Selain itu, Ariyanti mengatakan sebelumnya Siti Hanafiah memiliki seorang adik, namun telah wafat sekitar satu bulan lalu akibat tetanus. “Ini anak pertama saya, adiknya belum lama ini sudah meninggal karena tetanus,” katanya. (Red/01)