PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Belum ditemukannya titik terang mengenai kelanjutan pembangunan pendirian pabrik air kemasan PT. Tirta Freshindo Jaya di wilayah Baros, Kabupaten Serang dan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, membuat anak perusahaan PT. Mayora itu menurunkan nilai investasi.
“Nilai investasi yang akan ditanamnkan awalnya Rp 700 miliar. Namun karena dengan adanya pergolakan di masyarakat, maka akan dialokasikan setengahnya dulu. Mungkin kita akan bangun di wilayah Pandeglang dulu. Karena Pemerintah Pandeglang mendukung,” jelas Bagian Aset PT. Mayora, Baby Margaretha, Rabu (6/4/2016).
Baby mengatakan, pihaknya tidak merasa melanggar ketentuan. Pasalnya, proses perizinan yang ditempuh sudah melalui prosedur dan kajian selama 3 tahun. Pihaknya pun heran dengan sikap warga yang menentang.
“Kita sangat memperhatikan masyarakat. Apalagi Mayora bukan pertama kali di sini. Di mana-mana sudah ada dan tidak ada masalah. Situasi hubungan pabrik dan masyarakat sejauh ini baik-baik saja. Kalaupun ada komplain bisa langsung diselesaikan baik-baik,” ujarnya.
“Kita datang ke sini dengan niat baik, niat berinvestasi. Kita sudah merasa kajian yang dibuat sudah benar adanya, makanya kita PD (Percaya Diri) untuk memulai pembangunan,” tambah Baby.
Adapun kekhawatiran warga mengenai sumber mata air yang mengering Baby menjelaskan, pemanfaatan sumber air tidak akan dilakukan secara ekstrim. Karena disetiap liternya, PT Tirta Freshsindo Jaya selaku pengembang, akan membayar retribusi kepada Pemerintah Daerah yang masuk dalam Pendapatan Asli Daerah.
“Kita berusaha sebisa mungkin untuk menjelaskan. Saat kita mau membangun memang sempat ada demo. Dengan alasan, kita mengancam sumber air atau ada potensi perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya air sehingga menimbulkan kekeringan, bukan itu, tidak. Kita mengambil air bukan semau kita, itu semua terukur. Dan setiap liter yang kita ambil, itu disetor ke PAD,” papar Baby. (Red/02)