PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Akibat bencana banjir yang menggenang beberapa kecamatan di wilayah Pandeglang, diprediksi akan memengaruhi tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Rabu (15/2) esok. Apalagi ketika Pemilihan Bupati (Pilbub) 2015 lalu, tingkat partispasi pemilih hanya sekitar 46 persen.
Pengamat politik dari Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) Banten Eko Supriatno mengatakan, dengan adanya bencana banjir tersebut diprediksi akan mempengaruhi pada tingkat partisias pemilih. Sebab, saat ini masyarakat yang terendam banjir akan fokus pada wilayahnya yang terpapar.
“Dengan adanya banjir ini masyrakat akan enggan datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), sebab selain mungkin jauh dari TPS. Juga akan lebih memprioritaskan perbaikan rumahnya yang dilanda banjir. Dan ini berpengaruh pada psikologis masyarakat,” kata Eko, Selasa (14/2).
Untuk itu kata Eko, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang harus memiliki cara dalam meningkatkan partisiapsi pemilih tersebut. Salah satunya kata Eko, dengan membuat TPS yang tidak jauh dari pemukiman warga, dan jika perlu, petugas pemungutan suara mendatangi masyarakat yang berada di pengungsian maupun yang masih bertahan di rumahnya.
“KPU harus melakukan langkah-langkah yang bisa meningkatkan partisiapsi pemilih, sebab kalau hanya menunggu dihawatirkan ini tidak akan bisa optimal. tetapi harus dilakukan dengan bagaimana caranya agar masyrakat bisa memilih terutama yang berada diwilayah pelosok,” tutur pia yang juga Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (Fisip) di Unma tersebut.
Tidak hanya itu, Eko juga menyarankan agar KPU mendirikan TPS yang representatif. Dengan begitu, saat terjadi hujan maupun potensi bencana lainnya, penyelenggara tidak kesulitan dalam mengantisipasi.
“Kalau TPS tidak disiapkan semaksimal mungkin, ini juga akan berpengaruh. Sebab kalau ketika terjadi hujan itu akan menggangu proses pemilihan,” imbuhnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Pandeglang Pokja Pemutakhiran Data Pemilih, Ida Jahidatulfallah mengakui jika adanya bencana banjir, menjadi kekhawatiran KPU terhadap angka partisipasi masyarakat. Bencana banjir, diperkirakan membuat masyarakat urung mendatangi tempat pemungutan.
“KPU pun tidak dapat berbuat banyak terkait hal itu. Karena mekanisme pemungutan suara, tetap dengan cara pemilih mendatangi TPS,” jelasnya.
Terkait hal itu, KPU enggan disalahkan apabila angka partisipasi tidak sesuai yang diharapkan. Karena menurutnya, KPU telah melakukan segala jenis sosialisasi kepada masyarakat. Akan tetapi, ia tidak ingin berspekulasi berapa angka partisipasi yang bisa tercapai pada Rabu esok. Ida masih berharap minat masyarakat bisa menyentuh diangka 70 persen, sesuai yang ditetapkan oleh KPU RI.
“Saya tidak berani menyebutkan angka. Yang jelas, kalau partisipasi pemilih rendah kali ini, bukan lagi soal sosialisasi. Karena kita tetap mengejar target partisipasi diangka 70 persen,” beber Ida. (Red-02)