LEBAK, BantenHeadline.com – Gas Elpiji 3 kilo gram kini sulit ditemui di Kabupaten Lebak. Kondisinya kini bahkan sudah mulai meresahkan warga. Sejak sekitar 1 minggu ini warga mulai putus asa, mengingat ketergantungan dalam penggunaan jenis elpiji bersubsidi ini seolah tidak didukung dengan ketersediaannya di masyarakat.
Seperti diakui Haris, warga kampung Aweh, desa Aweh, kecamatan Kalanganayar, yang terpaksa harus menempuh perjalan yang cukup memakan waktu untuk sekedar mendapatkan Elpiji ke tingkat pengecer di Ibu Kota Kabupaten Lebak, Rangkasbitung.
Menurutnya, di tingkat pengecer pun tidak menjamin elpiji yang dicarinya bisa diperoleh. Ia harus antri bersama puluhan warga lainnya yang juga datang dari berbagai wilayah lain di Lebak.
“Biasanya di warung kecil di sekitar rumah setiap butuh pasti ada. Tapi sudah lebih satu minggu ini sulit. Sekalinya ada, harganya yang biasanya cuma Rp. 23.000 sekarang bisa Rp. 26.000 pertabung,” aku Haris kepada BantenHeadline.com, Kamis, (27/10).
Kondisi yang hampir sama juga diakui Edah, yang beberapa hari ini terpaksa harus memasak dengan kayu bakar karena elpiji 3 Kg sult didapat.
“Ya mau gimana lagi, elpiji ‘ga ada, saya ‘kan harus masak buat keluarga, terpaksa beli kayu bakar,” keluhnya saat mengantri di pengecer elpiji.
Sayangnya, pihak pengecer seolah enggan berkomentar saat akan dikonfirmasi atas kelangkaan elpiji tersebut.
Warga mengaku resah sekaligus mencurigai, bila kondisi ini ternyata memang sengaja diciptakan pihak-pihak tertentu untuk menimbulkan gejolak di masyarakat. Warga berharap Pemda kabupaten Lebak dapat segera mengatasi kelangkaan elpiji 3 Kg ini. (Red – 04).