PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Pandeglang dalam dua tahun terakhir meleset dari target. Melesetnya terget itu kentara sejak adanya bencana tsunami Selat Sunda pada akhir tahun 2018 lalu.
Padahal beberapa bulan sejak kejadian itu, pemerintah berupaya memulihkan kembali sektor pariwisata dengan mengusung tagar #SelatSundaAman guna memikat wisatawan kembali ke Pandeglang.
Malah sebelum tagar itu digencarkan, pemerintah sudah lebih dulu mempromosikan tagar #SunsetOfJava sebagai upaya menjadikan ikon untuk pariwisata bumi seribu kyai sejuta santri.
Namun nyatanya upaya itu belum berbuah hasil. Buktinya, tahun 2018 data kunjungan wisatawan hanya mencapai 3,1 juta orang. Jumlah itu meleset dari target sebesar 3,8 juta kunjungan.
Tahun berikutnya, tepatnya tahun 2019 kemarin, realisasinya pun jauh dari harapan. Sebab, Dinas Pariwisata (Dispar) hanya mencatat angka kunjungan sekitar 3 juta orang. Dispar gagal memenuhi target dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang mematok target 5,7 juta kunjungan.
Dispar berdalih, melesetnya target kunjungan itu imbas dari bencana tsunami Selat Sunda diakhir 2018 dan gempa bumi di Agustus 2019.
Kabid Destinasi pada Dispar Pandeglang, Rosi Sukmawati menjelaskan, mulanya sektor pariwisata Pandeglang mulai bergairah usai diterjang tsunami. Namun grafiknya terus menurun ketika Pandeglang diguncang gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo pada awal Agustus 2019.
“Kalau dilihat dari target menang jauh, kita maklum karena dampak kejadian tsunami dan gempa beberapa waktu lalu membuat wisatawan takut datang ke pantai,” ungkapnya, Rabu (8/1).
Rosi menilai, dua bencana itu berdampak serius terhadap penurunan kunjungan wisata. Soalnya selama ini, destinasi pantai menjadi objek yang paling diminati.
“Sementara kita lihat data kunjungan yang paling banyak itu ke pantai terutama pantai Carita. Perkiraan masih diangka 3 juta, kita targetnya sekitar 5 juta lebih untuk tahun ini,” sebutnya.
Kemudian hal itu diperparah dengan munculnya informasi gelombang tinggi di perairan Pandeglang diakhir tahun lalu. Hal itu membuat sejumlah wisatawan membatalkan kunjungannya. Tercatat setidaknya 60 persen okupansi yang sudah memesan kamar, membatalkan pesanannya.
“Saat ini kunjungan ke pantai boleh dibilang sangat sedih karena kenapa ditargetkan tahun baru dan libur Natal ini sebenarnya mereka berharap banyak kunjungan, tapi ternyata sekitar 60 persen membatalkan kunjungannya. Karena dampak dari berita yang tersebar Dan untuk Tanjung Lesung saja membatalkan sekitar 15 persen dan Carita 60 persen,” keluhnya.
Rosi mengungkapkan, sejatinya wisatawan tidak perlu cemas dengan kondisi itu. Sebab, meski kawasan Pantai sedang dihantui cuaca ekstrem, Pandeglang masih memiliki ratusan destinasi lain. Pihaknya mencatat, ada 210 destinasi di Pandeglang.
“Tidak cuma pantai, tetapi ada objek wisata berbentuk pemandian air panas, kolam buatan, gunung, air terjun, hingga wisata ziarah yang telah dikenal luas,” bebernya antusias.
Oleh karena itu Rosi melanjutkan, pihaknya akan menggencarkan promosi wisata ditahun ini demi menggenjot kunjungan wisatawan. Mengingat tahun 2020, Pandeglang kembali ditargetkan oleh pemerintah pusat, untuk bisa mendatangan sebanyak 6,5 juta wisatawan dengan lama berwisata rata-rata mencapai 1,5 hari.
“Kalau untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang paling penting adalah promosi dan pemasaran, usaha kami membuat website tentang pariwisata dan lewat Medsos,” tutupnya. (Samsul).