PANDEGLANG, BantenGeadline.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten mendorong keterlibatan sekolah dalam pengembangan kepariwisataan. Pasalnya, selama ini sekolah kurang peduli terhadap pengembangan destinasi wisata di lingkungan sekitarnya.
“Korelasi pengembangan destinasi dengan sekolah, karena sekolah kerap kali tidak aware dengan destinasi yang ada di lingkungannya. Belum banyak sekolah yang menyadari disekitar sekolahnya ada potensi destinasi yang bisa dikembangkan,” ujar Kepala Dispar Banten, Eneng Nurcahyati dalam Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Bagi Guru disalah satu hotel di Pandeglang, Kamis (25/4).
Oleh sebab itu, ratusan tenaga guru yang berasal dari Kabupaten Lebak dan Pandeglang, diberi pelatihan soal kepariwisataan. Hal ini dilakukan guna mencetak kader atau agen sadar wisata. Soalnya, potensi wisata di Lebak dan Pandeglang dinilai besar, namun pemanfaatannya diakui belum optimal.
Eneng menjelaskan, banyak yang bisa dilakukan dalam proses transfer wawasan kepariwisataan dari sekolah kepada pengembangan destinasi, salah satunya melalui penerapan sapta pesona dengan mempertimbangkan 4 pilar pembangunan wisata.
“Empat pilar yang dimaksud yakni pengembangan destinasi, pengembangan kelembagaan dan SDM, pengembangan Industri pariwisata, dan pengembangan pemasaran. Karena saat ini pariwisata memerlukan inovasi, kreatifitas, maupun perubahan baik dari aspek bisnis dan sosial,” terangnya.
Menurut Eneng, sekolah merupakan lembaga yang mencetak generasi unggul. Dia meyakini, setiap sekolah mampu melahirkan SDM yang ikut mengembangkan industri pariwisata.
“Dalam pembangunan pariwisata, SDM itu memiliki peranan yang sangat penting. Dan SDM pariwisata ini lingkupnya sangat luas. Bagaimana keberadaan sekolah yang mencetak sumber daya manusia ini juga memahami dasar-dasar tentang kepariwisataan,” imbuhnya.
Oleh karenanya Eneng berharap sekolah bisa menerapkan konsep lingkungan yang berbasis wisata. Bukan cuma menyediakan sarana yang berkonsep wisata, tetapi para guru juga dapat menyisipkan informasi tentang wisata dalam semua mata pelajaran.
“Wawasan pariwisata bisa disisipkan dalam semua mata pelajaran. Ketika bicara MTK, kita bisa beri contoh bagaimana ekonomi pariwisata. Pelajaran agama, bagaimana keindahan diciptakan. Dengan begitu, siswa bisa dikenalkan dan dibawa untuk ikut mempromosikan potensi destinasi yang ada disekitarnya,” tutupnya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kemenpar, Baguslan Harahap menambahkan, tanpa SDM yang kuat, maka pariwisata di Lebak dan Pandeglang akan kalah bersaing.
“Padahal saat ini, sektor pariwisata sangat didukung oleh pemerintah. Karena kini pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi bangsa,” ucapnya.
Baguslan menuturkan, tahun ini harapannya sektor pariwisata ada diperingkat 1 sebagai penyumbang devisa negara dengan target kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang dan 275 juta wisatawan nusantara.
“Pariwisata sudah ditetapkan menjadi koor ekonomi bangsa Indonesia. Karena DNA Indonesia itu pariwisata. Apa yang tidak dimiliki negara lain, ada di Indonesia. Tentu saja ini menjadi suatu kebangaan. Sehingga hal ini menjadi peluang besar agar guru dan peserta didik terlibat dalam agen sadar wisata,” pesannya. (Red-02).