PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setidaknya telah mencatat 50 kasus kebakaran yang terjadi dari Januari sampai dengan 5 Oktober 2018. Dari 50 kasus kebakaran yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, 30 kejadian diantaranya terjadi pada musim kemarau, yakni pada Juni sampai dengan Agustus 2018 kemarin.
Kepala Pelaksana BPBD Pandeglang, Asep Rahmat menyebutkan, direntang waktu 3 bulan itu, angka kebakaran mengalami peningkatan yang signifikan. Kebanyakan, peristiwa itu disebabkan korsleting listrik.
“Yang paling terparah itu pada musim kemarau yakni antara Juni-Agustus 2018. Kita mencatat ada 30 kejadian kebakaran yang terjadi di Pandeglang dan dominasi penyebabnya sama yakni konselting listrik,” ungkap Asep, Kamis (11/10).
Asep mengungkapkan, berdasarkan hasil laporan serta investigasi yang dilakukan timnya, tingginya kebakaran akibat korsleting listrik diperparah dengan kondisi bangunan yang semi permanen dengan material bangunan didominasi kayu dan material lainnya yang mudah terbakar.
“Hal itu mempercepat kobaran api sehingga dengan singkat menghancurkan bangunan milik warga. Daerah yang paling sering itu meliputi Kecamatan Labuan, Panimbang, Bojong, dan Saketi,” imbuhnya.
BPBD Pandeglang mengaku tidak bisa maksimal dalam melakukan penanganan kebakaran. Selain keterbatasan personil, minimnya jumlah kendaraan pemadam kebakaran yang dimiliki juga menjadi kendala sehingga tidak bisa menanggulangi semua wilayah yang ada di Kabupaten Pandeglang.
“Jumlah kendaraan pemadam kebakaran yang dimiliki BPBD hanya sebanyak 4 unit. Akan tetapi yang masih bisa digunakan hanya 3. Padahal idealnya, BPBD harus mempunyai 6 posko dengan 6 kendaraan pemadam kebakaran supaya bisa menjangkau 35 kecamatan yang ada di Pandeglang,” keluh Asep. (Red-02).