PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Destinasi wisata yang melimpah di Kabupaten Pandeglang, tidak menjadi jaminan dipromosikan dengan gencar oleh pemerintah. Sebaliknya, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata (Dispar), justru mengaku keteteran dalam memasarkan potensi wisata di Pandeglang.
Selain masalah klasik berupa minimnya anggaran, persoalan infrastruktur juga menjadi kendala. Hal itu kadang yang membuat Dispar ragu untuk memasarkan potensi destinasinya.
Sebab, Dispar khawatir ketika promosi digencarkan, namun sarana infrastruktur belum mendukung. Yang ada, malah nantinya menjadi keluhan bagi wisatawan dan membuat buruk citra wisata Pandeglang.
Kasi Promosi Dispar Imron Maulana menuturkan, pihainya tidak sembarang melakukan promosi terhadap salah satu destinasi wisata sebelum sarana dan prasarana dirasakan mendukung.
“Kita juga harus berhati-hati melakukan promosi, terkait kesiapan destinasi. Destinasinya siap dikunjungi atau tidak, ketika mereka masih ragu-ragu menerima wisatawan jangan sampai pulang bawa keluhan, dampaknya buruk untuk Pandeglang,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Boim itu tidak menampik tingkat kunjungan wisata ke Pandeglang semakin lesu. Terutama sejak bencana tsunami Selat Sunda akhir tahun 2018 silam.
“Dari 2013 sampai 2018 trennya naik. Pas tsunami itu turun drastis. Yang turun itu apakah karena dampak tsunami atau memang ke seluruh objek wisata,” katanya.
Hal itu terbukti dari tingkat kunjungan wisatawan ke Pandeglang yang terus anjlok dalam dua tahun terakhir. Tahun 2018, jumlah total kunjungan wisatawan ke Pandeglang hanya 3,1 juta orang. Padahal tahun sebelumnya, sempat mencapai diangka 3,8 juta kunjungan. Sama halnya ditahun 2019, yang jumlah kunjungannya pun tidak lebih dari 3 juta orang.
Padahal sebagai daerah yang memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mematok sebanyak 5,7 juta pelancong datang ke Pandeglang. (Samsul).