“ Rasulullah SAW bersabda : Allah Swt berfirman, segala amalan anak Adam untuknya sendiri terkecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku. Aku memberi balasan untuknya. Puasa itu perisai. Apabila seseorang kamu berpuasa, maka janganlah dia mengeluarkan kata-kata keji, dan janganlah menimbulkan keonaran. Jika seseorang memaki atau hendak menerjangnya, hendaklah ia berkata : Saya sedang berpuasa. Demi Tuhan yang diri Muhammad ditangan-Nya, bau busuk mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau kasturi. Orang yang berpuasa memperoleh dua kenikmatan, yang kedua-duanya mengembirakannya. Apabila dia berbuka, dia bersenang hati. Dan apabila dia menjumpai Tuhannya, dia bersenang hati dengan puasanya “
(Al-Bukhory 30:9 ; Muslim 13:30 ; Al Lu’lu-u Wal Marjan 2:21)
Dalam hadist yang diriwatkan oleh Abu Hurairah ra. tersebut, terdapat beberapa keutamaan melaksanakan Ibadah Puasa, khususnya pada Bulan Ramadhan ini. Diantaranya ; Pertama, puasa adalah amaliyah yang secara jelas dinyatakan Allah SWT untuk-Nya, sehingga Allah lah yang memberikan balasannya. Ini bukan berarti bahwa amaliyah lainnya bukan untuk Allah dan tidak diberikan balasan oleh-Nya, akan tetapi maksudnya adalah puasa merupakan ibadah yang memiliki keutamaan dan kemuliaan tersendiri dihadapan Allah SWT.Syeikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi dalam kitab Durrotun Nashihin, ketika menerangkan keutamaan puasa beliau menjelaskan puasa adalah ibadah yang tidak bisa diteliti oleh indera hamba Allah. Artinya, hanya diketahui oleh Allah semata dan orang yang berpuasa itu sendiri. Dengan demikian menurutnya, puasa adalah merupakan ibadah antara Tuhan dengan hamba-Nya. Karena itu puasa merupakan ibadah dan ketaatan yang hanya diketahui oleh Allah semata, maka ibadah ini Allah nisbahkan dengan Diri-Nya sendiri, sebagaimana perkataan لصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهyang artinya puasa itu untuk-Ku dan aku yang akan memberikan balasan atas-Nya. Inilah bentuk kemuliaan pahala yang Allah berikan terhadap orang-orang yang menjalankan Ibadah puasa.
Kedua, اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ puasa adalah perisai. Karena jika diibaratkan seorang prajurit yang sedang melakukan peperangan, ia membutuhkan perisai sebagai alat untuk menjaga diri dari musuh atau dari sesuatu yang akan membahayakannya. Begitu pula dengan puasa, akan menjadi sarana atau alat kita untuk menjaga jiwa dan diri dari perbuatan yang akan menjerumuskan kita kepada keburukan dan kesengsaraan hidup. Oleh karena itu hadist tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang sedang berpuasa dilarang untuk mengeluarkan perkataan yang keji dan menimbulkan keonaran فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ demikianlah Allah hendak menjadikan puasa sebagai benteng jiwa dari segala macam sifat-sifat syaitoniyah. Dan Allah hendak menjaga diri orang-orang yang berpuasa dari kejahatan sifat –sifat tersebut.
Ketiga, puasa akan menjadikan kita dimuliakan oleh Allah SWT. Ini dapat difahami dari lafadz لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ yang artinya ; bau busuk mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT daripada bau kasturi. Jika kita hendak analogikan dengan kehidupan manusia, maka ketika kita menganggap indah sesuatu yang secara umum dianggap buruk, maka anggapan tersebut pasti berasal dari rasa cinta, kekaguman, penghormatan dan pemuliaan kita terhadap sesuatu itu. Inilah bentuk kemuliaan yang Allah berikan kepada para shooimiin (orang yang berpuasa), sehingga bau mulut saat berpuasa yang dianggap buruk di kalangan manusia, tetapi dimata Allah swt sangat wangi melebihi wangi nya kasturi.Tandanya, banyak hal yang dianggap buruk oleh manusia, tetapi tidak lantas selalu buruk juga dimata Allah. Bahkan bisa jadi hal yang buruk tersebut itu mulia dan baik dihadapan Allah SWT begitu pula sebaliknya. Inilah kebaikan dari Ibadaha puasa yang memiliki keistimewaan di hadapan Allah SWT.
Keempat, orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan, yakni ketika hendak berbuka puasa dan berjumpa dengan Allah SWT. Sehingga kegembiraan berbuka bagi orang yang berpuasa khususnya yang diterima puasa-nya, merupakan awal kegembiraan diri-nya sebelum nanti ia berjumpa dengan Allah SWT dalam keadaan bergembira pula. Tidak ada yang lebih membahagiakan dalam hidup ini, selain perjumpaan dengan sang kekasih atau orang yang didambakan kehadiran serta pertemuan dengannya. Begitupun dengan orang-orang yang berpuasa, ia akan menikmati keindahan dan kebahagiaan perjumpaannya dengan Allah SWT.
Selain empat keutamaan tersebut, ada keutamaan lainnya yang begitu membahagiakan orang-orang yang berpuasa. Yakni, disiapkan sebuah pintu surga oleh Allah SWT yang bernama Ar-Rayyan.Diriwayatkan dari Sahal ibn Saad ra. Rasulullah bersabda :
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَاباً يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُوْنَ؟ فَيَقُوْمُوْنَ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقُ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Dari pintu ini orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari kiamat kelak. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Ditanyakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka pun berdiri. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu akan ditutup sehingga tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut “
Alhasil kaum muslimin rohimakullah, marilah kita jemput kemuliaan, keutamaan dan kebaikan yang telah Allah persiapkan bagi orang – orang yang gemar berpuasa dengan melaksanakannya pada bulan suci Ramadhan ini, dimana semua pintu rahmat dan keberkahan Allah dibukakan. Dengan begitu, maka kehidupan kita akan dipenuhi segala macam kebaikan dan rahmat Allah SWT. ****