“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (Al-Qadr : 4)
Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah, sebagaimana kita sudah mengetahui mengenai kemuliaan dan keistimewaan malam qadar ini, dimana pada malam ini Allah turunkan kemuliaan dan para malaikatnya untuk mengatur segala urusan, sehingga pada malam ini menurut para ulama ditetapkannya segala urusan manusia dimasa depan. Tak ayal jika sebagian umat muslim yang mengetahui keutamaan ini, sangat mempersiapkan dirinya di sepuluh hari terkahir untuk ber i’tikaf di masjid atau bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT) lainnya.
Tulisan sederhana ini terinspirasi dari Jalaludin Rahmat dalam qur’anic wisdom, semoga akan menghantar kan kita menjemput kebaikan malam qadar. Malam qadar merupakan rahasia Allah SWT. Nabi Saw mengatakan “ Kejarlah malam qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. Menurut Fakhr al-Razi, salah satu sebab mengapa malam ini dirahasiakan adalah besarnya kasih sayang Allah kepada manusia. Sekiranya malam qadar inni diberitahukan, boleh jadi orang melakukan maksiat pada malam itu, dan melakukan maksiat sambil mengetahui keagungan malam itu sangat besar lah dosa nya.
Kaum Muslimin Yang Budiman, Suatu saat nabi Saw. Masuk ke mesjid dan melihat ada orang yang tidur di dalamnya. Beliau menyuruh Ali membangunkannya dan menyuruh berwudhu, “Ya Rasul Allah, bukankah engkau paling dahulu melakukan kebaikan. Mengapa tidak engkau bangunkan sendiri ? “Beliau menjawab, “karena kalau dia menolak perintahku, ia kafir. Aku menyuruhmu karena aku takut ia membantahku. “kalu begitu besarnya kasih sayang Rasul, apalagi kasih sayang Allah SWT. Allah Swt tidak ingin umatnya melakukan maksiat pada malam itu, yang dinilainya dengan maksiat seribu malam.
Malaikat yang turun pada saat itu adalah memiliki posisi tinggi di sisi Allah Swt. Fakhr Ar-Razi mengatakan bahwa mereka sangat merindukan turun ke bumi. Mereka melihat bahwa penduduk bumi melakukan beberapa ketaatan yang tidak dilakukan oleh penghuni langit. Pertama, hanya di bumi orang-orang kaya memberikan makanan kepada kaum fukara. Kedua, hanya di bumi para malaikat mendengar rintihan ahli maksiat yang menyadari dosa-dosanya. Allah berfirman (dalam hadis qudsi) : “Rintihan pendosa lebih kucintai daripada gemuruh suara tasbih”.
Para malaikat berkata, “Marilah kita turun ke bumi. Mari kita dengarkan rintihan para pendosa, yang lebih dicintai Tuhan kita daripada suara tasbih. Bagaimana tidak dicintai Tuhan. Gemuruh tasbih adalah pernyataan puncak dari ketaatan manusia. Sedangkan rintihan pendosa adalah pernyataan ampunan (ghafariyyah) Allah, Tuhan yang memelihara langit dan bumi”.
Alhasil, Saudaraku rohimakumullah, tidak ada doa yang tak diampuni dan tidak ada kesalahan yang tak dimaafkan, sehingga menjemput kebaikan dan kemuliaan malam Qadar dengan rintihan taubat atas segala dosa kita merupakan pelebur yang ampuh terhadap setiap kekhilafan selama ini, yang mungkin menjadi sebab semakin jauhnya kita dengan Rahmat Allah SWT. ***