“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka belum diuji?” (Q.S Al-Ankabut ayat 2)
Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah, Puasa adalah al-imsak (artinya menahan) sehingga dalam ibadah puasa kita menahan haus dan lapar serta menahan seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan maksiat atau keburukan.
Sikap menahan diri ini disebut juga dengan sabar. Sebuah sifat menahan diri dari cobaan dan ujian yang menimpa agar hati dan keyakinannya tetap teguh kepada aturan Allah SWT. Ujian dan cobaan mnusia itu beragam, ada yang diuji dengan kemiskinan dan ada yang diuji dengan kekayaan, ada yang diuji dengan pujian dan ada juga dengan hinaan atau cercaan orang.
Semuanya itu, pada hakikatnya adalah ujian dan cobaan yang akan menguji sejauh mana kualitas Iman kita kepada Allah Swt. Inilah yang terungkap dalam Surat Al-Ankabut ayat 2 diatas.
[irp posts=”2644″ name=”Syiram Online (11) Keutamaan Tarawih #2″]
Saudaraku Rohimakumullah, jadi apa pun hal yang datang kepada kita yang akan mengganggu kulaitas puasa dan ibadah kita di bulan yang suci ini sesungguhnya merupakan ujian Allah SWT yang akan memperlihatkan penghayatan ibadah yang dilakukan.
Tetapi sudah barang tentu yang dimaksud sabar bukan lah menerima apa saja yang terjadi dan merugikan tanpa adanya usaha atau pun ikhtiar dari kita. Misalnya saja ujian sakit, tidak sewjarnya kita menerima saja dengan alasan sabar tanpa ada ikhtiar untuk sembuh.
Begitupun ujian atau tantangan dakwah atau syiar di jalan Allah, ketika mendapat rintangan tidak seharusnya kita menerima tanpa ada upaya untuk mengatasinya. Inilah yang dilakukan Rasulullah ketika mendapatkan ujian dan tantangan dalam dakwah misalnya, beliau selalu mendoakan umat nya yang membenci dan mencaci dengan memohonkan ampunan dan hidayah Allah kepada orang tersebut.
Didalam al-Qur’an bentuk-bentuk kesabaran ini beragam, diantaranya : Pertama, berasabar dalam melakukan kebaikan dijalan Allah SWT, hal ini dnyatakan dalam al-Qur’an surat al-kahfi ayat 28. Dalam ayat itu kita dianjurkan untuk tetap bersabar dari sesuatu atau orang yang akan melalaikan diri kita dalam mengingat Allah SWT. Inilah makna utama puasa, dimana ketika kita mendapati hal-hal yang mengajak kita jauh dari Allah SWT kita bersabar dengan mengatakan “Inni Shooimuun” yakni saya sedang berpuasa.
[irp posts=”2609″ name=”Syiram Online (10) Kepribadian Puasa”]
Kedua, bersabar dalam meminta pertolongan Allah SWT. Didalam al-Qur’an dinyatakan “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(Al-Baqoroh:153). Bulan rmadhan ini adalah bulan Ijabah (Dikabulkannya do’a), sehingga bersabar dalam menjaga kesucian ibadah dibulan ini merupakan cara kita meminta pertolongan Allah Swt dalam setiap masalah dan kebutuhan hidup kita.
Ketiga, bersabar dalam mengahadapi setiap kesulitan dan penderitaan hidup. Dalam penggalan Surat al-Baqoroh ayat 177 dinyatakan :”dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” Alhasil, sabar adalah pekerjaan hati (af’al al-qulub) dalam menahan diri, jiwa dan hati dari setiap ujian, tangtang, gangguan pihak lain ataupun musibah yang menimpa, yang dengannya kemuliaan kita disisi Allah semakin tinggi.
Inilah Ibadah Puasa Ramadhan, sebuah sekolah atau laboratorium bagi peradaban kesabaran umat manusia, yang tanpa ini kehidupan akan sulit menjadi harmonis dan damai. ***