Sayyidah Aisyah berkata, “Suatu malam Rasulullah shalat di masjid. Orang-orang pun ikut shalat seperti beliau. Kemudian orang-orang mulai banyak berdatangan pada malam selanjutnya. Pada malam ketiga atau keempat orang-orang berkumpul dan rasulullah tidak melaksanakan shalat di masjid. Besok paginya beliau bersabda, ‘Aku sudah melihat apa yang kalian lakukan tadi malam. Aku tidak datang karena aku khawatir shalat ini akan diwajibkan atas kalian” (HR. Muslim)
Saudara-ku Kaum Muslimin Rohimakumullah, tidak terasa kita sudah berada di hari yang ke – 10 pada bulan suci Ramdhan ini.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa sepuluh hari pertama adalah rahmat Allah, sepuluh hari kedua adalah magfiroh (ampunan Allah) dan sepuluh hari ketiga adalah dijauhkan dari Api Neraka.
Ramadhan ini akan terasa sangat cepat sekali, padahal Bulan ini adalah moment dimana Allah mendekatkan diri-Nya kepada kita. Tetapi sebagaimana lazimnya menggapai sesuatu pasti akan ada rintangan dan hambatan yang akan mengganggu ke-khusyu’an dan kualitas Ibadah Ramadhan kita.
Saat saya menulis ini, saya perhatikan beberapa status para rekan dan sahabat yang mengomentari dan bereaksi tentang kejadian penertiban warung nasi yang buka di siang hari oleh Satpol PP dan isu peraturan daerah tentang larang berjualan di siang hari bagi pedagang kuliner.
Hal ini baik dikomentari, apalagi jika diniatkan memberikan solusi yang sesuai dengan nilai Ajaran Islam. Tetapi jika hal itu melelahkan pikiran, energi dan emosi kita maka dipastikan ke-khusyu’an Ibadah kita pasti akan terganggu. Oleh karena itu patut diwaspadai setiap hal yang akan menjadikan hati ini tidak tulus dan terganggu untuk mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah SWT.
Para sahabat Nabi SAW, semakin mempersiapkan fisik nya jika Ramadhan sudah masuk ke sepuluh hari pertengahan ini, setiap keutamaan Ibadah semakin diburu oleh para sahabat Nabi.
Pada kajian terdahulu sudah diterangkan keutamaan tarawih pada malam kesatu sampai sepuluh, maka saya berencana ingin meneruskannya. Keutamaan ini dikutip dari kitab
Durrotun Nashihin pada bab keutamaan Ibadah di bulan Ramadhan, yaitu ;
Pada malam ke sebelas, pahalanya seperti ia keluar dari dunia bagai dilahirkan dari perut ibu-nya.
Pada malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
Pada malam ketiga belas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap keburukan.
Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa dia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
Pada malam kelima belas, ia di doakan oleh para malaikat dan penanggung ‘Arsy
Pada malam keenam belas, Allah menetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk dalam syurga.
Pada malam ketujuh belas, ia diberi seperti pahala para Nabi.
Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat menyeru “ Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu-bapakmu”.
Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga firdaus.
Pada malam kedua puluh, Allah memberikan pahala para syuhada dan sholihin.
Mudah-mudahan setiap amalan Ramadhan yang kita lakukan, adalah bagian dari upaya kita mempersembahkan yang terbaik pada bulan yang terbaik ini. Semoga sekian hari di bulan suci ini, hati kita semakin bersih dan ke-khusyu’an kita beribadah kepada Allah pun semakin meningkat. ***