SERANG, BantenHeadline.com – Do’a penutup pada sidang pertama dalam masa sidang tahun 2016 – 2017 DPR RI, yang dibawakan oleh Muhammad Syafe’i, angota komisi III DPR RI, Selasa sore (16/08) cukup menyita perhatian publik
“… Ya Allah, kalau ada mereka (pemimpin) yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah.. tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini Ya Allah,” demikian kutipan akhir do’a tersebut.
Sebagian kalangan menilai doa yang dipimpin oleh seorang politikus partai Gerindra tersebut, telah mencoreng kepemimpinan Presiden Jokowi dan mempermalukan bangsa Indonesia, khususnya di depan tamu undangan negara sahabat.
Namun anggapan tersebut seketika dibantah oleh Sosiolog Banten, yang juga dosen pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Serang Banten, Suhaedi.
“Saya menilai hal tersebut merupakan ungkapan kegelisahan yang bukan hanya dialami masyarakat awam, tapi ternyata juga dirasakan wakil rakyat di gedung DPR, ketika pimpinan negeri ini melakukan tindakan atau kebijakan yang sebenarnya sepele untuk sekelas kepala negara, tapi berimbas menjadi kesalahan yang tidak perlu terjadi,” papar Suhaedi, kepada BantenHeadline.com, Kamis (18/08).
“Terlepas dari Muhammad Syafe’i adalah kader Gerindra yang diketahui merupakan partai oposisi pemerintahan Jokowi, tapi apa yang disebutkan juga dirasakan oleh kita semua.. Maka saya fikir wajar kalau itu kemudian menjadi model yg terakumulasi dalam doa,” pungkasnya. (Red – 05).