PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Banyaknya aduan perihal tarif angkutan lebaran sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang menaikan ongkos secara sepihak, membuat pemerintah Kabupaten Pandeglang geram.
Imbasnya, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perhubungan dan Ketua DPRD Pandeglang, Gunawan melakukan penertiban tarif angkutan di Terminal Kadubanen, Rabu (20/6).
Penertiban itu dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan menyusuri setiap angkutan yang transit di terminal. Hasilnya, petugas masih menemukan adanya sopir bus yang menaikkan tarif secara sepihak.
Dalam kesempatan itu, ia langsung masuk ke bus dan menanyakan satu persatu para penumpang soal tarif. Hasilnya, semua mengaku dimintai tarif tanpa dasar rujukan Pemerintah.
Sontak pria yang akrab disapa Wawan itu langsung memarahi supir dan kernet. Bahkan ia meminta awak bus untuk mengembalikan kelebihan tarif kepada penumpang.
“Sebelum hari raya saya sempat mengeluhkan juga tarif angkutan yang melonjak tinggi ke akun Facebook Dishub Pandeglang. Jadi sekarang saya ikut langsung melakukan investigasi secara diam-diam ke lapangan. Dan benar saja masih ditemukan angkutan yang menarik tarif melebihi ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Wawan meminta kepada para penumpang untuk mengikhlaskan kelebihan tarif yang dikenakan oleh awak bus. Sementara para sopir dan kernet, diingatkan supaya tidak mengulang perbuatan yang sama.
“Silakan simpan nomor ponsel saya, agar nanti bisa lapor ika diminta tarif tidak wajar,” pesan politisi Golkar itu.
Salah seorang penumpang asal Kecamatan Carita, Aman mengaku, dirinya dimintai tarif bus jurusan Labuan-Kalideres sebesar Rp100 ribu.
“Seharusnya kan hanya Rp30 ribu, tapi saya diminta Rp100 ribu. Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini, uang saya kembali lagi dan hanya bayar tarif normal,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Pandeglang, Dadan Tafif Daniel menerangkan, pihaknya sudah jauh-jauh hari menyampaikan bahwa tarif angkutan lebaran tahun ini tidak mengalami kenaikkan. Bahkan Dishub juga telah memasang stiker tarif disetiap armada bus sebagai informasi kepada penumpang.
“Tidak dipungkiri, banyak stiker tarif yang kami tempelkan tengah dicabut oleh oknum supir dan kernet. Insya Allah, kedepannya saya bahas soal harus pakai karcis untuk menghidari hal itu,” dalihnya.
“Yang diketahui menarik tarif tidak wajar, nanti kami buat teguran kepihak perusahaannya. Tidak bisa langsung kami memberikan sanksi di lapangan, bisa saja trayeknya dicabut akan tetapi tidak begitu saja harus ada tahapannya,” beber Dadan. (Red-02).