PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang dinilai masih tinggi. Tercatat ada 113.000 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 10.46 persen dari total penduduk Pandeglang yang tergolong miskin. Namun begitu, angka tersebut diklaim mengalami penurunan sebesar 1.7 persen dari tahun 2016 lalu.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyebutkan, meski diakui belum optimal, namun gelontoran bantuan yang dikucurkan pemerintah dianggap sedikit banyak mampu menekan angka kemiskinan. Nilai bantuan dari sejumlah program yang disalurkan tahun ini seperti Dana Desa (DD) senilai Rp401 miliar, diharapkan dapat semakin menekan angka kemiskinan.
“Kemarin baru turun 1.7 persen jadi 10.46 persen, tapi lumayan lah itu selama kepemimpinan ibu (Irna menyebut dirinya). Kami berharap ditahun depan bisa diangka 8 persen, berarti berkurang lagi 2 persen. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan, tapi kami berharap kasus kemiskinan bisa diselesaikan diakhir masa jabatan kami,” ujar Irna usai Sosialisasi Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) APBD Pandeglang Tahun 2017, di Pendopo Bupati, Senin (7/8).
Upaya Pemkab dalam merealisasikan hal itu, dengan mengusulkan kuota penerima bantuan. Salah satunya, yakni pengajuan penambahan kuota penerima bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tahun ini, Pemkab mengalokasikan bantuan sebesar Rp5 juta per KK, kepada 450 penerima bantuan RTLH. Bahkan Pemkab tengah berupaya menghitung kekuatan fiskal daerah, agar pada tahun depan nilai bantuan bisa ditingkatkan.
“Maka kami saat ini begitu fokus untuk mewujudkan PSN (Proyek Strategis Nasional), karena itu menjadi salah satu penunjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, multi player efectnya kerasa, investasi hidup dan masyarakat akan terlibat,” tuturnya.
Namun begitu, Irna mengungkapkan bahwa usaha pengentasan kemiskinan di Pandeglang tidak akan berjalan lancar, jika tidak dibarengi dengan perubahan pola pikir masyarakat. Irna meminta kepada penerima bantuan, agar menciptakan suatu hal yang produktif, agar tidak terus-terusan mengharapkan bantuan pemerintah.
“Jika tidak dibarengi dengan pola pikir, maka bantuan dari pemerintah akan sia-sia. Mindset itu yang tengah kita dorong di kantong-kantong kemiskinan,” jelasnya. (Red-02).