• Home
  • Politics
  • News
  • Business
  • Culture
  • National
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Travel
  • Opinion
Rabu, Juni 18, 2025
Banten Headline
  • Login
  • Home
  • News
    • Ekonomi
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Hukrim
  • Pemerintahan
    • Banten
    • Serang
    • Cilegon
    • Pandeglang
    • Lebak
    • Tangerang Raya
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Bencana Alam
    • Sosial
  • Budaya Pariwisata
    • Pariwisata
  • Gaya Hidup
    • Event
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Ekonomi
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Hukrim
  • Pemerintahan
    • Banten
    • Serang
    • Cilegon
    • Pandeglang
    • Lebak
    • Tangerang Raya
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Bencana Alam
    • Sosial
  • Budaya Pariwisata
    • Pariwisata
  • Gaya Hidup
    • Event
  • Olahraga
No Result
View All Result
Banten Headline
No Result
View All Result

Sejarah Piala Eropa 1968: Koin Tua dan Keberuntungan Italia

Sejarah Piala Eropa 1968: Koin Tua dan Keberuntungan Italia

Timnas Italia, Euro 2016 Prancis

BantenHeadline.com – Piala Eropa 1968 yang digelar di Italia diwarnai perubahan besar. Perubahan pertama adalah pergantian nama yang sebelumnya European Nation’s Cup menjadi European Championship.
Selain itu, format turnamen juga mengalami perubahan. Babak kualifikasi dilakukan dalam dua tahap, yakni penyisihan grup dan perempat final dengan sistem kandang-tandang.

Peserta kali ini pun berjumlah 31 tim yang dibagi ke dalam delapan grup—khusus grup empat hanya diisi tiga tim. Masing-masing juara grup akan tampil di babak perempat final.

Dalam babak penyisihan grup juga mulai diperkenalkan nilai hasil pertandingan. Kemenangan bernilai 2 poin, seri 1 poin, dan kalah tanpa poin. Saat itu belum ada penilaian gol tandang.

Sementara itu, format semifinal masih dipertahankan dengan mempertandingkan empat tim. Tuan rumah baru dipilih setelah empat tim peserta semifinal diketahui dari tim-tim yang bertanding pada babak penyisihan.

Setelah babak penyisihan berlangsung sejak 1966, Italia, Uni Soviet, Yugoslavia, dan Inggris menjadi peserta semifinal. Penyelenggaraan babak tersebut dipusatkan di Roma, Napoli, dan Naples.
Pada semifinal, Italia berhasil menyingkirkan Uni Soviet lewat cara yang unik, yaitu dengan undian koin. Kala itu, adu penalti belum dijadikan regulasi resmi. Biasanya, jika laga berakhir seri hingga 120 menit, penentuan pemenang akan ditentukan dengan babak ulang atau tos koin.

Dalam laga kali ini, kedua belah pihak sepakat memilih pilihan kedua untuk menyelesaikan laga. Setelah peluit panjang dibunyikan, wasit asal Jerman Barat, Kurt Tschenscher, kemudian memanggil kedua kapten tim untuk melaksanakan babak penentuan tersebut di ruang ganti.

“Kami pergi menuju ruang ganti bersama-sama. Ketika itu wasit mengeluarkan sebuah koin tua, dan aku memilih sisi ekor. Dan itu adalah pilihan yang tepat dan Italia melaju ke final,” kenang kapten Italia, Giacinto Facchetti, yang menjadi saksi undian tersebut.

“Ketika tos koin selesai, Saya langsung naik ke tangga untuk merayakannya. Stadion masih penuh, sekitar 70.000 penonton masih menunggu untuk mendengarkan hasilnya. Saya lalu menjelaskan kepada mereka, Italia sudah menjadi pemenang,” tambahnya.

Sementara itu, pada pertandingan semifinal lainnya, Yugoslavia berhasil mengalahkan Inggris lewat gol Dragan Dzajic empat menit sebelum pertandingan usai. Alhasil, partai final yang digelar di Stadion Olimpico, Roma pun mempertemukan skuat Gli Azzurri dan Yugoslavia.

Pada partai final, 8 Desember, Italia bermain 1-1 melawan Yugoslavia hingga perpanjangan waktu. Kedua tim pun memutuskan untuk mengelar pertandingan ulang. Ini menjadi satu-satunya final yang digelar dengan sistem pertandingan ulang dalam sejarah Piala Eropa.

Dua hari berselang, kedua tim kembali saling berhadapan di Stadion Olimpico, Roma. Kali ini, Dino Zoff dan kawan-kawan akhirnya mampu menggelar pesta setelah sukses meraih kemenangan dua gol tanpa balas atas Yugoslavia berkat gol Luigi Reva dan Pietro Anastasi.

“Kami jelas layak memenangi pertandingan itu (final Piala Eropa 1968). Berbagai memori dalam turnamen tersebut masih segar hingga saat ini.” – Dino Zoff. (Red-bola.com)

ShareTweet
Previous Post

Ketua DPRD Kota Serang : Atas Nama Warga, Dewan Dukung Kebijakan Walikota..!

Next Post

Jabatan Dirut PDAM Pandeglang Berpotensi dari Kalangan Eksternal Pemkab

Related Posts

Olahraga

Andika Hazrumy Buka Turnamen Voli Karang Taruna Kabupaten Serang 2024

Mei 24, 2024
Olahraga

Mike Tyson Akan Naik Ring Lagi, Lawannya Diluar Nalar

Mei 23, 2024
KORMI Kota Serang

KORMI Kota Serang Siap Berlaga di Bandung

Juli 4, 2023
Next Post
Irna Kembali Batal Berkantor di RSUD Berkah Pandeglang

Jabatan Dirut PDAM Pandeglang Berpotensi dari Kalangan Eksternal Pemkab

Akibat Banjir Rob, Ribuan Nelayan Kehilangan Mata Pencaharian

Akibat Banjir Rob, Ribuan Nelayan Kehilangan Mata Pencaharian

Dampak Banjir Rob, Pasokan Ikan di Lebak Selatan Diperkirakan Barkurang

Banten Headline Adalah Sebuah Media Digital Yang Memberitakan Khususnya Seputar Banten

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact

Copyright 2019 bantenheadline.com All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • News
  • Business
  • Culture
  • National
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Travel
  • Opinion

Copyright 2019 bantenheadline.com All Right Reserved