BantenHeadline.com – Piala Eropa 1964 merupakan titik awal kejayaan Spanyol dalam sepak bola. Bersama Pelatih legendaris, Jose Villalonga Llorente, La Furia Roja sukses menggelar pesta juara di depan hadapan superternya, setelah menekuk juara bertahan Uni Soviet 2-1, pada partai final.
Bedanya, total peserta bertambah menjadi 29 tim karena seluruh anggota UEFA ambil bagian. Pertandingan tetap dilaksanakan dengan sistem gugur tandang-kandang. Uni Soviet, Austria, dan Luksemburg mendapat bye, sehingga mereka langsung lolos ke putaran kedua.
Luksemburg dan Denmark menjadi tim kejutan. Luksemburg berhasil menyingkirkan Belanda dengan agregat 3-2. Namun, mereka gagal ke semifinal setelah kalah 0-1 dari Denmark melalui pertandingan ulang karena pada pertemuan sebelumnya laga berakhir dengan agregat 4-4.
Selain Denmark, tiga tim lainnya yang lolos ke empat besar, antara lain Uni Soviet, Spanyol, dan Hongaria. Spanyol pun ditunjuk sebagai tuan rumah dengan Barcelona serta Madrid sebagai tempat penyelenggara turnamen.
Pada semifinal, Spanyol menghadapi Hongaria. Pertandingan itu berjalan ketat. Tuan rumah unggul lebih dulu berkat gol Pereda pada menit keenam. Namun, Hongaria mampu membalas melalui torehan Ferenc Bene dua menit berselang untuk membuat skor menjadi 1-1.
Pertandingan berlanjut ke babak tambahan. Suporter Spanyol di Santiago Bernabeu pun akhirnya bersorak gembira setelah Amancio Amaro mencetak penentu kemenangan skuat La Furia Roja pada menit ke-113.
Pada semifinal lainnya, Uni Soviet tidak kesulitan mengalahkan Denmark tiga gol tanpa balas di Stadion Camp Nou. Bintang Uni Soviet, Victor Ponedelnik mencetak satu gol pada menit ke-40, sementara sisanya diciptakan Valery Voronin (19′) dan Valentin Kozmich Ivanov (87′).
Spanyol dan Uni Soviet pun akhirnya bertemu di babak final yang digelar di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, 21 Juni 1964. Kali ini, Spanyol mendapat izin dari Jenderal Franco, yang sempat melarang negaranya menghadapi Uni Soviet pada perhelatan Piala Eropa 1960.
Pertarungan kedua tim cukup sengit sejak menit-menit awal. Di depan sekitar 79.000 penonton, kedua tim menerapkan permainan menyerang. Spanyol unggul lebih dulu berkat gol Jesús María Pereda saat pertandingan baru berjalan enam menit.
Namun, Uni Soviet yang berupaya mempertahankan gelar langsung bereaksi. Alhasil. keunggulan tuan rumah pun tak bertahan lama karena Galimzyan Khusainov mampu mencetak gol dua menit berselang untuk mengubah skor menjadi 1-1.
Laga berjalan ketat hingga menit-menit akhir. Akan tetapi, pada menit ke-86, Marcelino membuat pendukung tuan rumah bersorak gembira setelah bola hasil sundulan kepalanya masuk ke dalam gawang Uni Soviet. Spanyol pun memastikan gelar juara Piala Eropa pertama mereka.
“Tim nasional Spanyol yang pernah saya bela lebih baik ketimbang skuat 1964. Namun, kami tidak pernah meraih apapun dengan mereka. Jadi, itu (skuat 1964) benar-benar merupakan tim sesungguhnya, ketimbang kumpulan pemain-pemain top,” kenang legenda Spanyol, Luis Suarez.
Kala itu, kemenangan tersebut memang membuat suporter Spanyol bersukacita. Namun, memori indah tersebut seperti memudar di makan waktu karena Spanyol harus menunggu 44 tahun lamanya untuk kembali meraih gelar pada era Xavi Hernandez dan kawan-kawan pada 2008.
“Jika Anda bertanya kepada seseorang di Spanyol, siapa pelatih yang meraih gelar Piala Eropa 1964, tidak akan ada satu pun yang ingat Villalonga. Itu (trofi Piala Eropa 1964) memang penting, tetapi tidak tertanam dalam memori mereka,” ujar Juan Castro, salah satu jurnalis Marca. (Red-bola.com)