PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Calon Wakil Gubernur Banten nomor urut 1, Andika Hazrumy, Rabu (23/11) menyempatkan diri bersilaturahmi dengan warga di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang. Seperti biasanya, kedatangan Andika disambut hangat oleh ratusan warga desa.
Beberapa kaum ibu seketika mendendangkan kidung Sunda khas Pandeglang ‘Lemah Cai’, begitu Andika menginjakkan kakinya di desa tersebut. Sementara kaum ibu lainnya nampak mengiringi kidung dengan memukulkan alu ke lisung secara bersautan.
Menyikapi suasana yang penuh ramah, Andika Hazrumy seketika menghampiri para ibu, lalu ikut memainkan alat musik tradisional Bendrong Lesung tersebut sambil menari kecil. Begitu bersemangatnya, politisi muda Partai Golkar ini bahkan tak menghiraukan keringatnya bercucuran.
Di sela-sela tatap muka dengan masyarakat, Andika mengatakan, seni Bendrong Lesung bernilai kultural dengan Banten sebagai daerah yang agraris. Kesenian ini juga menurutnya sudah sangat tua seiring munculnya budaya bertani di ladang.
“Sementara Lisung sendiri merupakan alat menumbuk padi sebelum mengenal tekhnologi. Begitu kreatifnya rakyat Indonesia, hingga kemudian aktivitas ladang ini menjadi produk kesenian. Seni dari kearifan lokal semacam ini mesti dilestarikan,” ujar Andika.
Andika berpendapat, keberadaan sanggar atau grup Bendrong Lesung di Banten jumlahnya cukup banyak. Ke depan harus ada pembinaan agar kesenian ini bisa dilestarikan dan siap menyambut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sektor pariwisata Tanjung Lesung.
“Kawasan ekonomi khusus bidang pariwisata segera bergeliat. Produk seni Bandrong Lesung ke depan harus bisa pentas di sejumlah hotel di kawasan Carita dan Tanjung Lesung. Ke depan, kita akan kaji kebijakan agar hotel di seluruh Banten menampilkan produk seni dengan kearifan lokal seperti Bendrong Lesung ini,” tegasnya.
Putra mantan Gubernur Ratu Atut Chosiyah ini berharap, dengan ditetapkan Tanjung Lesung sebagai KEK Pariwisata, Kabupaten Pandeglang bisa lebih maju. Apalagi, Tanjung Lesung merupakan salah satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas nasional.
“Jadi berangkat dari Tanjung Lesung, kita berharap mampu membuka peluang besar bagi produk kesenian masyarakat agar bisa menarik wisatawan. Oleh karena itu, harus ada pembinaan ke generasi muda,” paparnya.
Marhamah (52), salah seorang ibu yang memperagakan musik Bendrong Lesung mengatakan, kesenian Bendrong Lesung di kampungnya rata-rata dimainkan oleh ibu-ibu.
“Di Mekarwangi sini banyak grup lesung, tapi banyaknya yang mainkan ibu-ibu, yang nerusin (regenerasi) tidak ada.. Kami main bisa sendiri aja, ga’ ada yang ngajarin.. Biasanya main alat ini waktu musim panen atau kalau lagi acara tujuh-belasan (HUT RI),” tuturnya.
Menyikapi kondisi tersebut Andika menegaskan, nantinya harus ada pengajar profesional seni Bendrong Lesung, dibarengi dengan perlombaan rutin untuk memicu minat generasi muda.
“Supaya semangat dan generasi muda juga mau belajar kesenian Bendrong Lesung,” ujarnya. (Red – Rls).