Record Store Day Serang 2019 Sukses Digelar

Penampilan Chasing The Sun Diperhelatan Record Store Day Serang 2019

SERANG, BantenHeadline.com – Hari Toko Rekaman atau yang lebih dikenal dengan Record Store Day (RSD) di Serang, sukses digelar. Ditahun keduanya, RSD Serang berakhir dengan semarak, Minggu (28/4/2019).

Empat grup musik lokal, Matafaka, Pray For Last Night, TM Makmur, dan Feeze, resmi merilis karyanya dalam bentuk fisik berupa cakram digital (CD). Semuanya meluncurkan album perdananya, baik mini album maupun album penuh.

Tak Cuma merilis, mereka pun sukses membuktikan kualitas musiknya di panggung apresiasi House Of Salbai 34 Venue. Aksi mereka diikuti pula oleh dua band lain yang ikut meramaikan perhelatan RSD Serang, Kausa dan Chasing The Sun.

Kemeriahan RSD Serang bukan cuma soal rilis-merilis album atau penampilan di atas panggung, namun juga tingginya animo penikmat musik yang berburu rilisan fisik. Soalnya, RSD Serang juga menyajikan sejumlah pelapak yang menjajakan berbagai rilisan fisik musisi, baik kaset, CD, Vinyl, maupun merchandise lainnya.

Sederet seniman lain pun ikut menjadi bagian dari keriuhan RSD Serang. Al Suherlan, menguasai area mini stage dengan memainkan vinyl yang memutarkan lagu-lagu lawas. Aksi ini pun sukses membuai pengunjung yang datang dan ikut berdendang.

Ada pula Edi Bonetski yang kali ini mengambil peran memamerkan karyanya berupa Art Sound Performance dengan menghiasi piringan hitam dengan berbagai goresan lukisan.

Seperti tahun sebelumnya, RSD Serang juga diselipkan momen diskusi. Dan kali ini, rekan-rekan dari House Of Salbai 34, InsomniaEnt.id, dan Record Collective Serang yang menginisiasi RSD, melibatkan Lukman Laksmana, frontman Kausa dan Superglad, serta M.Q Rizqy, live sound engineer, untuk memberi kuliah singkat tentang bagaimana musisi menciptakan kualitas sound yang baik, baik ketika recording maupun saat pertunjukkan.

Kegiatan ini mampu menyedot perhatian penikmat musik lokal. Hal ini terlihat dari pengunjung yang datang dari lintas daerah di Banten. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Serang, namun ada pula yang rela menempuh jarak dari Cilegon, Pandeglang, bahkan Lebak.

Salah seorang pengunjung, Dicky mengaku senang dengan adanya RSD di Serang. Baginya, event ini memberi ruang lebih bagi musisi untuk mengekspresikan dan memamerkan karyanya. Terlebih saat ini ia menilai, sulit melihat band lokal yang merilis album.

“Apalagi di sini banyak rilisan fisik menarik yang sudah susah didapatkan. Buat gua acara ini keren sih. Gerakan yang positif buat menghargai karya musisi,” ujarnya.

Azi, perwakilan dari Feeze yang malam itu merilis debut albumnya bertajuk Hedgehog’s Dilemma juga mengapresiasi RSD Serang. Dia mengatakan, RSD menjadi wadah positif untuk menstimulus musisi lain supaya ikut membuat rilisan fisik.
“Dengan adanya RSD membuktikan bahwa rilisan fisik itu masih diminati. Jadi jangan ragu untuk membuat album. Penikmatnya masih banyak, kok,” terangnya.

Sementara itu, Project Manager Salbai 34 Venue, Imam Widi Pratama menuturkan, Serang menjadi salah satu dari puluhan kota di Indonesia yang ikut merayakan RSD. Hal ini menurutnya dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap karya musisi lokal. Diharapkan dengan dihelatnya RSD Serang untuk kedua kalinya, minat penikmat musik untuk menghargai karya musisi semakin meningkat.

“Talent-talent dikita itu banyak yang potensial. Karya mereka juga bagus-bagus. Jadi sudah selayaknya dihargai dan diarsipkan. Kami yakin, gerakan atau karya kecil mereka merupakan aset yang perlu dilestarikan,” tutup pria pecinta musik metal itu. (Red-02).

Exit mobile version