PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Pemerintah Kabupaten Pandeglang hanya mendapat Bantuan Keuangan dari Pemprov Banten sebesar Rp 45 M. Padahal ditahun 2015 lalu, Bankeu dari Pemprov mencapai Rp 64 M. Bantuan tahun ini, lebih kecil dibanding yang diperoleh Pemkab Lebak yang mendapat sekitar Rp 123 M.
Jelas saja hal ini membuat Pemkab merasa “iri” dengan tetangganya tersebut. Apalagi dua kabupaten itu, sama-sama tergolong sebagai daerah tertinggal.
“Kita tidak tahu alasan Pemprov memangkas bantuan keuangan. Padahal kita selalu berjuang setiap Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan), bahwa persoalan Pandeglang dengan Lebak sama, harus mendapat prioritas,” kata Sekretaris Daerah Pandeglang, Aah Wahid Maulany kepada BantenHeadline.com, Jumat (03/06).
Menurut Aah, dengan nominal bantuan yang dipangkas itu, sulit untuk membangun Pandeglang dengan cepat. Apalagi secara fiskal, Pandeglang masih mengalami keterbatasan.
“Persoalan di pandeglang bukan hanya SDM, tetapi yang paling penting kemampuan fiskal. Kita punya keterbatasan fiskal, sementara yang harus kita urus begitu banyak. Jadi berbicara masalah infrastruktur, ini persoalannya juga menyangkut masalah finansial. Tidak mungkin kalau itu utuh digendong oleh APBD Pandeglang,” paparnya.
Aah mengakui, berkurangnya nilai Bankeu terhadap Pandeglang kali ini dimugkinkan lantaran kurangnya komunikasi dengan Pemprov Banten maupun Pemerintah Pusat. Padahal dalam setiap kesempatan resmi, pihaknya selalu memohon kepada Pemprov untuk memberikan perhatian lebih kepada Pandeglang.
“Oleh karena itu perlu ada langkah-langkah terobosan bagaimana kita pendekatan dengan provinsi dan pusat, untuk bagaiamana nanti pusat lebih menaruh perhatian kepada Pandeglang terkait dengan anggaran,” tutup mantan Kepala Bappeda Pandeglang itu. (Red-02)