KABUPATEN PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Bupati Pandeglang Irna Narulita menuturkan, bahwa ada yang salah dengan dunia pendidikan di Kabupaten Pandeglang. Menurutnya, mutu pendidikan di Pandeglang belum menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Pernyataan ini dikatakan Irna dihadapan puluhan guru saat melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Kecamatan Picung, Kamis (12/7/2018). Irna terlihat kecewa dengan kualitas dunia pendidikan Pandeglang yang dinilainya terburuk di Provinsi Banten.
“Ada masalah nih di dunia pendidikan, di dunia belajar mengajar. Apakah kurikulum sudah sesuai dengan peraturan yang diberlakukan?” tanya dia heran.
Hal itu menyusul hasil minor yang dicapai Kabupaten Pandeglang dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang diumumkan akhir Mei lalu. Pandeglang menduduki posisi buncit dengan nilai kelulusan SMP hanya sebesar 163.62.
“Mutu pendidikan harus menjadi target utama, karena hasil UN pandeglang terburuk di Banten. Maka ini ada yang salah dengan pendidikan di Pandeglang,” sambung bupati.
Kekecewaan Irna bukan tanpa alasan. Soalnya pemerintah sudah menaikkan Tunjangan Profesi Guru (TPP).
“Satu sisi TPP mereka sudah dinaikkan, bahkan bisa sampai Rp10 juta. Tanggung jawab mereka harus dikedepankan, jangan hanya menuntut hak nya saja, kan sudah kita apresiasi. Tetapi pada pelaksanaannya bisa dilihat, output secara keseluruhan,” kata Irna kecewa.
Maka dari itu, sistem pendidikan di Pandeglang harus dievaluasi. Dirinya akan menginventarisir persoalan yang terjadi, sehingga membuat kualitas pendidikan Pandeglang belum juga terangkat. Irna menekankan kepada para guru, akan menunjukkan komitmen dan kontribusinya dalam memajukan Pandeglang.
“Korwil jangan duduk di meja saja, liat kecakapan manajerial Kepsek. Evaluasi mengapa potret pendidikan berupa hasil UN SMP terendah di Banten,” ucapnya ketus.
Dirinya akan meminta instansi terkait untuk memetakan sekolah dengan nilai UN terburuk. Sekolah penyumbang hasil UN yang buruk, harus siap-siap dievaluasi dalam 6 bulan. Jika tidak maka dirinya mengancam akan merotasi Kepala Sekolah bersangkutan.
“Sekolah yang bagus kita apresiasi untuk dipertahankan. Sekolah yang nilainya buruk, akan kami panggil dulu dan kami beri kesempatan memperbaiki dalam 6 bulan. Jika tidak mampu, terpaksa harus dirotasi,” ancam Irna.
“Saya berharap hal itu tidak terulang ditahun depan. Kenaikan TPP yang digelontorkan oleh pemerintah, harus diimbangi dengan output yang sesuai harapan,” tutupnya. (Red-02).