KABUPATEN SERANG, BantenHeadline.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang akhirnya merespons keluhan masyarakat terkait kondisi hilir Sungai Ciujung dan Cidurian di Kabupaten Serang yang airnya menghitam dan berbau busuk menyengat. Tim yang dipimpin langsung Kepala DLH Sri Budi Prihasto menemukan sejumlah industri yang membuang limbah ke sungai ternyata tidak sesuai aturan.
Budi mengaku mendapat perintah langsung dari Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah untuk meninjau dan menindaklanjuti pencemaran di Sungai Ciujung dan Cidurian. Menurutnya, dari hasil pantauan pada Selasa (24/7/2018), beberapa daerah aliran sungai di hilir Sungai Ciujung dan Cidurian kondisinya menghitam dan bau. “Namun sebagian besar ke arah hulu masih relatif normal,” kata Budi melalui siaran pers, Rabu (25/7/2018).
Ia menyatakan, pihaknya sudah mengambil sampel air sungai yang diduga tercemar. “Sebagai penguat data dan analisa, sampel air sungai sudah kita ambil dan segera dilakukan uji laboratorium,” ujarnya.
Budi membenarkan bahwa ada sejumlah perusahaan yang diduga kuat melanggar aturan dan membuang limbah ke aliran sungai, sehingga kondisinya menghitam dan bau. “Pada bagian hulu, diklarifikasi beberapa perusahaan sebagai penyebab, terutama industri tekstil,” ujarnya.
Ia menegaskan, sesuai intruksi dan arahan Bupati Serang, perusahaan yang diketahui dan dibuktikan telah melakukan pencemaran sungai, akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. “Akan segera diarahkan, ditekankan, dan diberi sanksi,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengancam akan menutup perusahaan yang bandel dan membuang limbah berlebihan ke sungai. “Mereka perusahaan yang melanggar aturan, pernah kita tegur dan ditugaskan melakukan perbaikan sistem pembuatan limbah. Kalau tidak dan masih terus melanggar, kami akan tutup,” tegas Tatu.
Tatu mengatakan, persoalan pencemaran sungai Ciujung dan Cidurian memang tidak pernah tuntas, padahal DLH masih terus melakukan penanganan dan cukup keras mengultimatum perusahaan. “Sampai di tahun kemarin kan ada pabrik di tutup, dan kita sebetulnya memberi solusi kepada perusahaan untuk memperbaiki sistem pembuangan limbah,” ujarnya.
Masalah sungai Ciujung memang terhitung kompleks. Jika dilihat dari debit air saat ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya dan sedang masuk di musim kemarau. “Tetap intruksi dari saya selaku kepala daerah harus dipantau ketat, karena dampaknya kemana mana. Air sungai di kita masih dipakai oleh masyarakat,” katanya. (Red-05).