PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Meski Kabupaten Pandeglang mengklaim bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan sebesar 0.60 persen, atau dari sebelumnya 62.02 persen menjadi 62.62 persen, namun ternyata jumlah anak yang tidak bersekolah di Kabupaten Pandeglang ini masih tergolong tinggi. Padahal Pemerintah Kabupaten Pandeglang berencana membawa daerah tersebut menuju Smart City atau Kota Cerdas.
Tercatat pada tahun 2015 lalu, jumlah anak tidak bersekolah di Pandeglang dengan rentang usia 7-18 tahun mencapai 18.720 jiwa atau sekitar 7 persen dari total 302.522 anak usia sekolah.
Kepala Sub Bidang Pendataan dan Penyebar Luasan Informasi, Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang, Yayan Tri Karyana memaparkan, wilayah dengan angka anak tidak sekolah, paling banyak terdapat di Kecamatan Cibitung, Picung, Panimbang dengan rata-rata lebih dari 900 jiwa. Menurut nya pola pikir masyarakat yang kurang memahami pentingnya pendidikan, adalah penyebab dominan dari masalah tersebut.
“Pola pikir orang tua terhadap pendidikan kurang baik. Setelah SLTP langsung di nikahkan. Padahal itu akan berpengaruh terhadap kualitas anak, mental, dan fisik wanita,” jelasnya.
Namun diakuinya, BP3AKB tidak mendata anak yang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren, sehingga bisa saja angka itu berkurang, jika terbukti ada anak yang bersekolah non formal.
“Walaupun angka anak tidak bersekolah masih tergolong tinggi, namun jika dibanding tahun lalu, jumlah itu mengalami penurunan. Karena tahun 2014, jumlah anak yang tidak sekolah sempat menyentuh angka 20.696 jiwa,” katanya. (Red-02).