PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Bupati Pandeglang, Irna Narulita merombak ratusan struktur jabatan di lingkungan Pemkab Pandeglang, di Pendopo Bupati, Senin (27/8) pagi. Dari mulai pejabat eselon III hingga Tenaga Pengawas.
Diantara ratusan pejabat tersebut, 28 diantaranya merupakan Kepala SMP Negeri.
Perombakan jajaran Kepala SMP itu dilakukan sebagai upaya pembenahan dunia pendidikan ditingkat SMP. Mengingat dalam beberapa waktu ke belakang, potret pendidikan di Pandeglang belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Apalagi pada Ujian Nasional jenjang SMP bulan April lalu, Pandeglang meraih hasil minor menyusul nilai kelulusan SMP hanya sebesar 163.62. Akibatnya, Pandeglang menduduki posisi buncit se Provinsi Banten.
Menurut Irna, dengan capaian nilai kelulusan yang jeblok tersebut, ia menilai ada yang salah dengan manajemen pendidikan di Pandeglang. Sehingga dia merasa perlu untuk dilakukan pergeseran pimpinan sekolah.
“Salah satunya itu, karena nilai UN yang anjlok. Saya selalu sampaikan kenapa bisa begitu? Berartikan ada sistem yang salah,” katanya usai pelantikan.
Bukan hanya Kepsek, Irna pun merombak Koorwil Pendidikan di 13 kecamatan. Karena dirinya beranggapan, buruknya prestasi kelulusan SMP, bukan semata-mata manajemen pimpinan yang belum berjalan baik, namun dipengaruhi pula oleh sinergi antar Koorwil yang kurang optimal.
“Mungkin pengawas tidak jalan, koorwil tidak sinergi dengan kadis,” imbuhnya.
Di samping itu, rotasi ini adalah bentuk penyegaran serta kebutuhan organisasi. Dengan adanya rotasi tersebut, Irna berharap para Kepala SMP yang dirotasi, bisa mendapat wawasan baru.
“Kami harus ada penyegaran. Insha Allah tidak ada muatan politis, semua murni sesuai kebutuhan dan objektif. Penyegaran ini agar mereka ada wawasan baru di ruang lingkup yang baru,” terang ibu tiga anak tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang Olis Solihin, membenarkan hal tersebut. Olis menerangkan pihaknya menginginkan adanya perbaikan hasil kelulusan pada tahun depan. Dengan demikian, salah satu langkah yang dilakukan dengan mengubah struktur Kepala SMP.
“Kami akui hal ini disebabkan juga oleh nilai UN,” ujarnya.
Akan tetapi, rotasi puluhan Kepala SMP bukan hanya disebabkan hal tersebut. Namun beberapa faktor lain juga menjadi pertimbangan. Dia mengaku, ada Kepsek yang mengeluh soal kenyamanan dalam memimpin sekolah.
“Ini untuk kebutuhan organisasi, juga merespon beberapa Kepsek yang merasa tidak nyaman memimpin sekolah. Sehingga kami akomodir dengan menggeser jabatan. Lagipula ada kekosongan di SMP 1 Menes,” ucap Olis.
“Belum lagi ada kepala yang bermasalah dengan jajaran guru. Sehingga dilakukan rotasi untuk menjaga kondusifitas di sekolah tersebut,” lanjut Olis.
Olis berpesan agar puluhan 28 Kepala SMP itu bisa bekerja lebih baik dalam mengelola lembaga pendidikan. Dengan begitu, target dunia pendidikan di Pandeglang yang lebih baik bisa tercapai.
“Tidak ada catatan, normatif saja. Tetapi mereka sudah tahu tugasnya apa,” tandasnya. (Red-02).