PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Ironis dengan sebutan ‘Kota Santri’, yang para penentu kebijakannya selayaknya mengakomodir fasilitas pendidikan Madrasah sebagai salah satu tempat dilahirkannya para Santri berkwalitas.
Bagai mana tidak, Madrasah Tsnawiyah (MTs) Fastabilqul Khoirot, di Kampung Tajur RT. 03/01, Desa Idaman Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang, Rabu (04/10) lalu tiga unit kelasnya ambrug akibat diterjang angin kencang dan hujan lebat. Namun sayangnya, ketika pihak madrasah harus meminta bantuan rehabilitasi bangunan kelas yang ambrug, pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pandeglang justru menganjurkan pihak Madrasah agar mencari sendiri bantuan ke beberapa perusahaan atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya.
Alasannya cukup klasik, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Pandeglang, Endang, mengaku pihaknya tidak menyediakan anggaran untuk perbaikan Madrasah.
“Kalau sekolah swasta itu tanggung jawab masyarakat, berbeda dengan sekolah Negeri yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Dan karena keterbatasan biaya kami tidak bisa berbuat maksimal,” kata Endang saat ditemui BantenHeadline.com diruang kerjanya, Jum’at (06/01).
Endang menambahkan, bahwa kondisi ambrugnya bangunan kelas tersebut sudah dilaporkan ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Banten. Namun hingga kini belum diketahui kepastian akan turunnya bantuan. Dan bila seandainya bantuan akan diberikan, Kemenag sebelumnya melakukan pemeriksaan atas seluruh izin operasional Madrasah.
“Salah satu syaratnya harus sudah memiliki ijin operasional. Tapi dapat atau tidak bantuan kami pun belum tahu, karena akan ada penilaian layak atau tidak layak,” jelasnya lagi.
Tidak hanya ketiaadaan bantuan bangunan, Kemenag juga tidak menjamin bantuan untuk fasilitas lain seperti meja, kursi dan fasilitas penunjang belajar mengajar yang ikut rusak.
“Oleh karenanya, kami hanya bisa mendorong agar ketua yayasan mencari bantuan sendiri ke pihak lain,” ujarnya.
Endang kemudian memaparkan data, bahwa dari jumlah total 195 MTs yang ada, tercatat 162 Rombongan Belajar (Rombel) bangunan MTs yang rusak berat. Kemudian 131 Rombel Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan 33 Rombel Madrasah Aliyah (MA) yang kondisinya juga memprihatinkan.
“Tahun-tahun sebelumnya sih ada bantuan dari Kanwil, tapi jumlahnya belum mampu menutupi semua kerusakan Rombel yang ada,” terang Endang.
Sebelumnya, Kepala Sekolah (Kepsek) MTs Fastabilqul Khoirot, Encep Faturohman mengaku sama sekali belum pernah mendapat bantuan dari Pemda Kabupaten Pandeglang
“Sejak Madrasah ini berdiri tahun 2009 sampai sekarang belum pernah mendapatkan bantuan rehab, padahal kami sering mengajukan Proposal Bantuan ke Pemda Pandeglang,” keluhnya kepada BantenHeadline.com.
Sejak peristiwa ambrugnya tiga ruang kelas tersebut, pihak sekolah terpaksa meminjam ruang kelas ke sebuah Madrasah Diniyah Alawiyah yang kondisinya sedikit lebih baik, agar siswanya bisa tetap belajar. (Red – 02).