PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Pandeglang mengklaim bahwa pembangunan arena skateboarding atau skatepark di Stadion Kuranten telah sesuai spesifikasi dan perencanaan. Karena Dispora menyebutkan, pihaknya telah menggandeng konsultan yang ahli dibidangnya.
Kepala Dispora Pandeglang, Muhamad Amri justru mempertanyakan sikap komunitas skateboard dan BMX Pandeglang yang enggan menggunakan fasilitas tersebut. Mengingat pembangunan skatepark itu merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap pecinta olahraga ekstrem di Pandeglang.
“Menurut konsultan sudah bagus dan sesuai perencanaan,” klaim Amri saat ditemui di Gedung Setda Pandeglang, Senin (14/8).
Ketika disinggung soal proses pembangunan yang tidak melibatkan komunitas, mantan Kepala Dindikbud itu malah menilai bahwa tidak ada dasar yang mengharuskan Dispora merangkul komunitas dalam membangun skatepark tersebut.
“Disain (skatepark) itu bukan dari komunitas, tetapi dari konsultan. Kalau dari komunitas, dari mana dasarnya. Kok membangun melibatkan mereka (komunitas)?,” tanya dia.
Baca juga: Waduh, Pembangunan Dinilai Asal-asalan, Komunitas Skateboard Pandeglang Ogah Pakai Skatepark
Bahkan Dispora menolak jika komunitas mengajukan usulan membongkar skatepark untuk mengubah tata letak sejumlah obstacle. Karena Amri menjelaskan, bahwa hal itu akan menyalahi aturan.
“Kami konsul dulu dengan konsultan soal wacana diratakan. Tidak bisa serta merta begitu (membongkar). Memang speknya seperti itu tidak bisa diubah. Kalau dibongkar tidak bisa, nanti menyalahi aturan,” katanya.
Hanya saja dirinya menyarankan kepada komunitas untuk mengusulkan perbaikan jika dianggap tidak sesuai spesifikasi, mengingat dalam waktu 90 hari masih dalam tahap pemeliharaan.
“Kalau tidak sesuai dengan spek, akan kami suruh perbaiki ke pemborongnya, mumpung sekarang masih dalam tahap pemeliharaan. Kalau diperbaiki mungkin bisa saja masuk ke pemeliharaan, hanya saja perlu anggaran tambahan untuk pemeliharaan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, skatepark di Pandeglang yang selesai dibangun pada bulan Juli kemarin, terancam terbengkalai. Soalnya, skatepark pertama di Pandeglang itu memiliki sejumlah obstacle atau rintangan yang justru membahayakan penggunanya, seperti obstacle jenis bengs volcano yang terlalu runcing, quarter yang curam, dan rel rainbow yang tidak terpasang dengan baik.
Hal ini berpotensi melukai hingga menimbulkan korban jiwa. Akibatnya, para komunitas dari Rhino City Skateboarding dan BMX tidak tertarik untuk memanfaatkannya. (Red-02).