KOTA SERANG, BantenHeadline.com – Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Banten menggelar diskusi dengan tema ‘Peran masyarakat sipil dalam pemberantasan korupsi’, di cafe House Of Salbai, di Kelurahan Cimuncang, Kota Serang, Kamis (30/8/2018) sore.
Diskusi menghadirkan tiga narasumber, yakni divisi Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ardinsyah Putra, Koordinator Banten Bersih Gufroni dan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo, yang diikuti peserta dari berbagai komunitas dan mahasiswa Kota Serang.
Dikyanmas KPK Ardiansyah dalam diskusinya mengatakan jika saat ini peran serta masyarakat penting untuk dilibatkan dalam melakukan pemberantasan korupsi sehingga dapat mempersempit ruang gerak para koruptor untuk ‘bermain’.
“KPK sadar peran serta masyarakat sangat tinggi, dan sekarang di kita dibentuk divisi komunitas dimana dengan melalui komunitas ini kita bisa menyebarkan gerakan gerakan anti korupsi ke tingkat seluruh elemen masyarakat,” kata Ardiansyah.
Melalui gerakan kampanye ini tentu KPK berpikir bagaimana gerakan ini bisa menyentuh ke masyarakat dengan menyuarakan gerakan anti korupsi melalui komunitas komunitas. Kendati begitu, KPK juga sempat maping bersama ICW di Riau, Aceh, Banten, Sumatra Utara dan Papua Barat masih ditemukan banyak komuntias yang fiksi.
“Ini menjadi temuan yang menarik karena setelah kita lakukan ada berapa komunitas setelah kita cek ternyata ada komunitas yg fiktif dan pake logo KPK yg tidak jelas akhirnya kita bingung juga ini kan. Sekarang komunitas yg bener bener itu bisa diitung dengan jari, maka itu melalui kolaborasi seperti ini gerakan pencegahan korupsi bisa digaungkan,” ungkapnya.
Ditempat yang sama Koordinator Banten Bersih Gufroni mengatakan saat ini Provinsi Banten kasus korupsi selama 4 tahun semakin tinggi jumlah nya ada 112 tersangka dan ini angka kasus paling besar.”Korupsi hari ini tidak hanya ditingkat elit ini sudah menjalar ke tingkat desa dengan adanya dana desa banyak pekerjaan yang dikerjakan tidak transparan,” kata Gufroni.
Maka itu, kata Gufroni jaringan komunitas dan masyarakat harus menjadikan korupsi musuh bersama dengan ini peran masyarakat yang harus terus digalakan.”Pentingnya masyarakat untuk ikut andil dalam memberantas korupsi sekarang terlihat mati suri karena tidak sedikirt masyarakat yang cari aman. Maka itu perlu adanya peningkatan dengan bersama sama dengan komunitas untuk menggalakan suara anti korupsi,” tegasnya.
Sementara itu Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan peran masyarakat sipil sangat penting untuk menekan ruang gerak para koruptor. Sebab saat ini para pejabat pemerintah di daerah sudah banyak yang menerapkan dinasti dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Jadi kita harus optimis dan aktif melakukan gerakan anti korupsi. Jadi jika ingin pemerintah ingin bersih dari korupsi, kelompok masyarakat sipil harus proaktif mengupayakan berbagai hal untuk menekan ruang gerak oknum koruptor di pemerintahan kita,” tegasnya. (Red-05).