PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pandeglang terbilang tingg. Data Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Pandeglang mencatat sepanjang tahun 2019 terdapat 287 kasus DBD.
Jumlah itu meningkat lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan tahun 2018. Soalnya pada tahun 2018, angka penderita penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti hanya tercatat sebanyak 28 kasus.
Padahal jumlah penderita tahun 2018 lebih kecil jika disandingkan dengan data pengidap DBD setahun sebelumnya yang berjumlah 100 penderita.
Namun begitu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang Dr. Ahmad Sulaiman menyebut, catatan penderita DBD tahun 2019 sebagai sebuah prestasi. Pasalnya, meski angkanya meningkat drastis, tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.
“Sebuah prestasi yah karena dibanding dengan tahun sebelumnya, meski tahun 2019 lebih meningkat tapi tidak ada yang meninggal. Kalau tahun sebelumnya, meski jumlahnya sedikit tapi kan ada yang meninggal 2 orang,” kata Ahmad saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/1).
Ahmad menjelaskan, tingginya penderita DBD itu lantaran tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya dari dampak penyakit demam berdarah masih rendah.
“Pertama mungkin pelayanan kesehatan, lalu kesadaran masyarakat akan bahaya DBD-nya itu sudah sadar gitu, jadi kalau sudah demam selama tiga hari mereka langsung cepat-cepat ke Puskesmas,” ucapnya.
Ahmad menyebut, faktor terjadinya wabah demam berdarah berawal dari prilaku masyarakat yang kurang dalam memberantas genetik nyamuk serta faktor perubahan cuaca.
“Selain faktor perilaku masyarakat, juga adalah faktor cuaca. Karena cuacanya kita tidak menentu,” tuturnya. (Samsul).