Kangen Keluarga, Keturunan Syech Yusuf dari Afrika Kunjungi Sultan Banten ke-18

Sultan Banten ke-18, RTB H. Bambang Wisanggeni (berdiri di tengah) bersama perwakilan keturunan Syeh Yusuf Al-Bantani dari Afrika Selatan.

SERANG, BantenHeadline.com – Keturunan Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani dari Afrika Selatan, Senin (01/05) bersilaturahmi ke Kesultan Banten di kawasan Masjid Agung Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Kunjungan yang sudah menjadi agenda rutin tiap tahun tersebut dalam rangka napak tilas perjuangan dan riwayat Syekh Yusuf. Kedatangan sekitar 15 orang keturunan Syeh Yusuf tersebut diterima langsung oleh Sultan Banten ke-18, Ratu Bagus (RTB) H. Bambang Wisanggeni

Dalam obrolan hangat, Shahid Esau, Ulama sekaligus pengusaha yang ikut dalam rombongan tersebut menjelaskan bahwa kunjungan mereka kali ini memiliki dua tujuan.

“Pertama karena ingin bertemu Sultan Bambang Wisanggeni dan yang kedua dalam rangka ziarah, kegiatan ini sudah rutin kami lakukan setiap tahun,” kata Shahid Esau.

Mr. Shahid yang mewakili pengusaha Afrika Selatan (setara Kadin di Indonesia-red) juga mengajak berdiskusi tentang sejumlah rencana pembangunan oleh Kesultanan Banten yang bisa dikerjasamakan, terutama di bidang kelautan.

Usai pertemuan tersebut, Sultan Bambang kemudian menjelaskan bahwa Kesultanan Banten berfokus ke beberapa kegiatan kemasyarakatan, seperti bidang keagamaan, sosial dan pemberdayaan masyarakat.

“Untuk pemberdayaan masyarakat di Banten terkait di bidang kelautan, kami berencana mengembangkan pemberdayaan ikan Patin yang dibuat menjadi Nudget. Nanti di-eksport ke Thailand, karena pasarnya sudah ada. Dan tadi disambut baik oleh Mr. Shahid untuk dikerjasamakan,” kata Sultan kepada wartawan.

Sultan Bambang juga menegaskan, bahwa kedatangan rombongan tersebut semata-mata karena ikatan emosional keluarga sesama keturunan Syech Yusuf, untuk berkunjung ke tanah leluhur dan kasepuhan mereka di Banten. Mereka juga berencana datang kembali pada bulan Desember tahun ini dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banten Lama.

“Bukan hanya itu, tadi Mr. Fatieg Behardien, dia ketua rombongan, juga mengundang kita ke Cape Town, Afrika Selatan, untuk berziarah ke Petilasan Syech Yusuf di sana,” tambah Sultan Bambang.

Untuk diketahui, Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani berasal dari Kesultanan Gowa. Ketika Kesultanan Gowa kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa). Saat Pangeran Surya diangkat Menjadi Sultan Banten, Syech Yusuf diangkat menjadi Mufti.

Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai. Ketika pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.

Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara. Namun akhirnya pada bulan Juli 1693, Belanda kembali mengasingkan Syeh Yusuf ke lokasi lain yang lebih jauh, Afrika Selatan, hingga wafat pada tanggal 23 Mei 1699. Jenazahnya kemudian dibawa dan dimakamkan kembali di Lakiung, Makasar, pada April 1705. (Red-05).

 

Exit mobile version