PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Aktivis dari Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang mempertanyakan sikap Pemkab Pandeglang yang tak ada langkah menertibkan tempat hiburan. Padahal keberadaannya saat ini sudah menjamur. Terlebih dalam beberapa hari kedepan, akan memasuki bulan suci Ramadan.
Ketua Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang, Rian Supriatna. Dimana Rian menilai, pengawasan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sangat lemah. Hal ini terlihat dari masih beroperasinya sejumlah tempat hiburan di Pandeglang, khususnya wilayah selatan.
“Monitoring dari Satpol PP sangat lemah. Maka kami desak agar Pemkab segera melakukan sweeping dan menutup tempat hiburan malam. Jangan mau kalah dengan pengusaha hiburan,” terangnya, Rabu (17/5).
Lebih dari itu, Rian pun menerangkan bahwa keberadaan tempat-tempat hiburan itu justru merusak citra Pandeglang sebagai daerah yang dikenal sebagai Kota Santri. Akan tetapi, julukan itu seolah mulai luntur, seiring dengan maraknya tempat-tempat hiburan yang berbalut kegiatan maksiat.
“Lokasi transaksi biologis masih sering dan sangat mudah dijumpai di Pandeglang. Hal itu jelas bertentangan dengan ikon Kota Santri. Seharusnya dijaga apapun caranya. Harusnya malu dengan tugu Asmaul Husna yang dibangun digerbang Pandeglang,” ungkap Rian.
Dirinya pun menyebutkan sejumlah tempat yang kerap dijadikan bisnis esek-esek tidak hanya marak di Pandeglang Selatan, namun hotel-hotel yang berdekatan dengan pusat Pemerintahan pun tak luput dari aroma maksiat.
“Tempat-tempat seperti itu malah engga bikin indah Kota Santri. Padahal Pandeglang dikenal dengan kereligiusannya dan banyak tokoh religius berasal dari Pandeglang, seharusnya Pemerintah menjaga identitas itu,” paparnya panjang lebar. (Red-02).