PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Sekitar 100 massa yang berasal dari pendukung salah satu pasangan calon Presiden-Wakil Presiden, terlibat baku hantam dengan petugas gabungan dari TNI dan Polri.
Hal itu bermula saat salah seorang pendukung Paslon, memprovokasi ratusan massa untuk melayangkan protes ke penyelenggara Pemilu. Massa tidak terima dengan hasil pemungutan suara yang diduga terjadi kecurangan.
Sayangnya, protes itu harus berujung kisruh dengan petugas keamanan. Situasi yang tidak terkendali itu pun memaksa Polisi mengerahkan mobil water canon dan ACT.
Namun itu adalah simulasi pengamanan Pemilu yang dilakukan personel gabungan dari TNI dan Polri di Alun-alun Pandeglang, Rabu (6/2). Sekitar 60 personel dari Polres Pandeglang dan 200 prajurit TNI, terlibat dalam simulasi pengamanan tersebut.
Kabag Ops Polres Pandeglang, Kompol Andi Suwandi menerangkan, simulasi ini digelar sebagai langkah antisipasi terhadap kerusahan yang mungkin saja terjadi selama tahapan Pemilu.
“Dalam kegiatan tadi, simulasi gabungan TNI Polri untuk memberi tahu kepada khalayak mana kala dalam pelaksanaan nanti ada salah satu paslon tidak puas dengan keputusan KPU. Lalu mengajak massa lain untuk memprotes hasil Pemilu. intinya tadi kami meminta bantuan dari TNI untuk menyelesaikan masalah atau perkara Pemilu,” jelasnya.
Simulasi ini juga semakin memantapkan sinergitas TNI Polri dalam mengamankan Pemilu di Pandeglang. Andi pun yakin bahwa tahapan Pemilu akan berjalan tertib. Apalagi ia menilai kini masyarakat Pandeglang sudah lebih cerdas dalam memfilter informasi dan menghindari tindakan yang tidak pantas.
“Alhamdulillah kami sudah mempersiapkan sedemikain rupa untuk menangkal hal-hal demikian, dari yang kecil hingga besar. Kami sudah antisipasi agar tidak terjadi. Kami pun yakin pelaksanaan Pemilu di Pandeglang berlangsung tertib. Karena saat ini masyarakat sudah cerdas,” katanya mantap.
Sementara itu, Kasdim 0601 Pandeglang, Mayor Ahmed Suherman menambahkan, simulasi ini adalah bentuk sinergitas antar kedua lembaga. Apalagi Panglima TNI dan Kapolri sudah menyepakati untuk bersama menangani kerusuhan dalam Pemilu.
“Kami latihan ini ingin memberikan sinergitas yang disepakati oleh Panglima dan Kapolri tentang penanganan kerusuhan massa. Tadi juga kami berpedoman dari Perkap (Peraturan Kapolri) Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa,” bebernya.
Adapun dalam membantu jajaran Polri, Kodim Pandeglang akan menyiagakan sekitar 200 prajuritnya untuk membantu Polisi mengamankan Pemilu. Tak hanya itu, Kodim pun akan menyiagakan personelnya untuk turut membantu jajaran Polisi bersiaga di kantor KPU dan Bawaslu.
“Total personel 800 orang, gabungan dari TNI Polri dan instansi lainnya. Tentunya kami hanya perbantuan saja kepada kepolisian. Di KPU juga kami akan back up pengamanan dengan menempatkan personel,” tandasnya. (Red-02).