PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Pola konsumsi pangan Kabupaten Pandeglang masih rendah. Padahal, sumber pangan lokal di Pandeglang melimpah. Akibatnya, hal itu berimplikasi pada tingkat pangan harapan di Pandeglang yang baru mencapai angka 71.4 persen.
Angka ini dinilai belum ideal. Karena seharusnya indikator pola pangan di wilayahnya berada diangka 100 persen.
“Pola pangan harapan yang tidak berimbang. Dari indikator 100, kita baru sampai 71,4. Ini belum ideal. Masih ada masyarakat kita yang pola konsumsi pangannya tidak beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA),” ujar Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Senin (2/4).
Bupati mengungkapkan, program diversifikasi pangan lokal perlu digencarkan lagi demi masyarakat yang sehat dan produktif. Apalagi tahun 2035 mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Sehingga harus diiringi pula dengan kualitas konsumsi yang bergizi.
“Ketergantungan terhadap beras dan terigu, harus dikurangi dengan memanfaatkan sumber pangan lokal. Sumber daya alam lokal banyak, tapi dorongan gerakannya juga harus lebih aktif. Jadi mindsetnya harus diubah,” jelasnya.
Termasuk lanjut Dia, mengurangi konsumsi makanan dadak. Karena Irna mengingatkan, peradaban yang semakin maju tidak semestinya mengandalkan makanan cepat saji. Sebab, saat ini banyak keluhan penyakit generatif yang muncul akibat seringnya mengkonsumsi makanan instan.
“Jangan menyediakan makanan instan di rumah. Itu makanan tidak sehat. Sehingga kualitas makanan gizi berimbang harus terwujud dengan baik. Karena pola konsumsi buruk, berpotensi muncul penyakit generatif,” pesan mantan anggota DPR RI itu. (Red-02).