SERANG, BantenHeadline.com – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten dibawah naungan Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak mengajak kepada seluruh stake holder, para pemangku kebijakan dan penegak hukum untuk peduli terhadap permasalahan anak.
Maraknya kasus kekerasan terhadapa anak yang akhir-akhir ini sangat menghawatirkan, mulai dari kasus kejahatan seksual, narkoba, bullying, penanaman paham radikalisme, intoleransi, rasa kebencian, persekusi dan paham lain yang bertentangan dengan Pancasila, dinilai sebagai ancaman yang sangat serius. Selain itu kasus kekerasan terhadap anak juga telah merusak masa depan anak sebagai generasi penerus bangsa.
Melalui siaran pers atau rilis dalam Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh tanggal 23 Juli 2017, LPA Banten mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menangkal kondisi yang dapat membahayakan masa depan anak.
Seperti mengajarkan anak untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, mengajarkan persamaan hak dan kewajiban setiap manusia tanpa membedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Juga mengembangkan sikap saling menghargai terhadap sesama dan tidak semena-mena terhadap orang lain, juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan mengajarkan kepada anak gemar melakukan kegiatan kemanusiaan untuk kepentingan bersama.
Dalam rilis yang ditanda tangani Ketua LPA Banten, M. Uut Lutfi dan Sekretarisnya, Hendry Gunawan, masyarakat juga diminta memahami beberapa langkah antisipasi, seperti mengajarkan anak untuk berani menolak ajakan atau bujuk rayu orang lain untuk belajar agama tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua juga diminta menanamkan pemahaman kepada anak bahwa segala perbedaan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu orang tua dan masyarakat juga diharapkan dapat menghindari iinformasi dan atau berita yang menebarkan kebencian, serta mengajarkan kepada anak cara sehat dan cerdas dalam penggunaan internet dan media sosial.
Anak juga harus diberikan akses untuk kegiatan gerakan aktualitas diri, baik itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, termasuk kesempatan untuk bertanya secara kritis tentang hal yang menjadi permasalahannya, yang kemudian disikapi dengan jawaban disertai penjelasan yang positiv.
Pendidikan keagamaan dalam keluarga serta menjadikan orang tua sebagai teladanan, juga menjadi hal penting untuk menyelamatkan anak sebagai generasi penerus bangsa. (Red – 05).