Eror: Formulir kontak tidak ditemukan.
PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Aula Gedung Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pandeglang, di Jalan Bank Banten ambruk pada Kamis (21/12) dini hari.
Diduga ambruknya atap bentangan seluas 10×20 meter itu karena kondisinya sudah lapuk lantaran termakan usia. Pasalnya, gedung milik para veteran yang dibangun tahun 1957 tersebut terakhir direnovasi 19 tahun silam.
Sekretaris Kesbangpol Pandeglang, Entus Bakti menceritakan, insiden ambruknya aula yang kerap dijadikan ruang rapat itu terjadi pada sekitar pukul 3 dini hari yang diiringi hujan gerimis. Ambruknya atap aula diketahui oleh penjaga gedung. Bahkan peristiwa itu hampir menimpa keluarga penjaga yang sedang terlelap.
“Tanda-tandanya memang sudah ada, karena sudah lama belum direnovasi. Terakhir itu tahun 1998 namun sampai saat ini belum ada perawatan lagi. Ruangan ini sebelumnya digunakan untuk menyimpan barang aset dan sebagian lagi untuk rapat,” ujar Entus, Kamis (21/12).
Entus mengakui bahwa gedung eks Bank Banten tersebut tidak layak dan kurang represenfatif sebagai fasilitas bekerja. Namun sayangnya, Kesbangpol tidak bisa mengajukan renovasi gedung yang diresmikan oleh mantan Presiden RI sementara, Sjafrudin Prawiranegara itu.
“Kami hanya numpang, namun bukan aset yang ada di catatan kami. Sebetulnya gedung ini milik Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI),” terangnya.
Meski tidak ada korban jiwa, namun kejadian itu sejumlah aset dan arsip tidak dapat diselamatkan sehingga Kesbangpol harus mencari gedung sementara guna mengamankan barang-barang berharga.
“Yang pasti aset negara sebagian rusak, namun sekarang kami upayakan mengamankan yang bisa diselamatkan seperti kursi, meja, dan komputer. Apalagi diantara arsip itu, paling banyak soal laporan pertanggungjawaban Ormas dan Parpol,” jelasnya.
Kendati sebagian ruangannya mengalami kerusakan, namun Entus memastikan bahwa pelayanan terhadap masyarakat tetap berjalan. Kesbangpol tetap berupaya melayani masyarakat menggunakan sisa gedung yang tidak mengalami kerusakan atau diluar gedung.
“Sementara kami masih menempati gedung ini. Upaya kami sekarang fokus untuk mengamankan arsip dan aset. Pasca ambruk, kami tetap bekerja memberi palayanan meski dengan keterbatasan fasilitas yang ada,” katanya.
“Kami sempat mendapat arahan untuk menempati gedung Setda lama, namun belum bisa ditempati karena sedang direnovasi dan belum ada serah terima dari pemborong ke Pemda,” sambung Entus. (Red-02).