LEBAK, BantenHeadline.com – Miris melihat kondisi Kemid, remaja 20 tahun penderita gizi buruk, warga Kampung Bengkok, Desa Sukanegara Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak ini.
Saat BantenHeadline.com Sabtu (29/10) siang menyambangi rumah berdinding bilik bambu yang menjadi tempat tinggal Ibu Amnah (60 tahun), nampak Kemid anaknya tengah berbaring tak berdaya di lantai berbahan pecahan bambu.
Tubuh Kemid nampak kurus kerontang dengan tonjolan tulang di seluruh bagian tubuh. Tatapan matanya kosong. Sesekali ia menggerakan tubuhnya sebagai reaksi saat berkomunikasi dengan Ibunya.
Ibu Amnah kemudian bertutur. Sejak Kemid berusia 3 bulan, tenaga medis sudah mengklaim bahwa anaknya kurang asupan gizi. Kondisi ini sangat dimungkinkan, mengingat ia harus berjuang sendiri tanpa suami untuk menghidupi anak-anaknya dari pekerjaannya sebagai buruh penjaja sayur keliling dengan penghasilan yang sangat minim.
Di masa kini, dengan kondisinya yang semakin memprihatinkan, Kemid memang pernah mendapat penanganan dokter swasta. Namun saran untuk mendapat rujukan perawatan ke rumah sakit tidak pernah ia lakukan. Biaya pengobatan yang jauh dari kemampuannya menjadi alasan utamanya.
“Mana bisa Ibu bayar biaya rumah sakit. Uang buat makan sehari-hari saja Ibu carinya susah. Sekarang ada apa itu namanya? BPJS ‘tah? Itu juga katanya harus bayar,” ujarnya dengan logat khas Sunda Banten Selatan.
Ibu Amnah juga mengaku tak tahu menahu saat ditanya tentang kepemilikan Kartu Indonesia Sehat yang digaung-gaungkan pemerintah pusat. Juga tentang Kartu Lebak Sehat dari pemerintah daerah yang konon diperuntukkan bagi rakyat miskin.
“Ibu ‘gak tahu itu. Cuma dengar dongeng tetangga saja ada kartu-kartu apa itu namanya, Ibu ‘gak tahu,” pengakuannya.
Ironisnya, entah karena wawasannya yang terbatas dengan usianya yang semakin senja atau mungkin akibat rasa keperdulian dari aparat desa dan orang-orang di sekitarnya yang minim, Ibu Amnah ini mengaku sama sekali belum pernah tersentuh program bantuan kesehatan dari pemerintah.
Ia juga mengaku tak tahu apa yang harus dilakukan agar penyakit gizi buruk yang diderita anaknya segera tertangani. Sementara ini ia hanya melakukan apa yang dianggapnya baik, sambil berharap suatu saat nanti anaknya dapat hidup normal seperti remaja seusianya. (Red – 04).