SERANG, BantenHeadline.com – Potret buram infrastruktur pendidikan di Indonesia nampaknya masih sulit dihapuskan. Hingga tahun 2016, sebanyak 196.708 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia dinyatakan dalam kondisi rusak.
Pemerintah, sejauh ini hanya mampu memperbaiki rata-rata 9.280 ruang kelas SD dalam satu tahun. Artinya, Indonesia membutuhkan waktu 21 tahun untuk mengentaskan seluruh bangunan SD yang rusak itu. Akibatnya, setiap hari jutaan siswa harus belajar di tengah ancaman ambruknya ruang kelas.
Tidak hanya bangunan SD, puluhan ribu ruang kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga merasakan hal yang sama. Data yang dirilis oleh Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA)-ActionAid, ada sekitar 57.611 ruang kelas SMP dalam kondisi rusak.
Ironisnya, sejak tahun 2014, tercatat sebanyak 105 siswa menjadi korban luka, dan 4 nyawa hilang sia-sia akibat buruknya infrastruktur sekolah di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, bintang film sekaligus Duta Persahabatan YAPPIKA-ActionAid, Reza Rahadian mendesak agar Pemerintah segera bertindak menyelesaikan persoalan itu. Pemerintah diingatkan agar tidak hanya sekadar berwacana, namun harus disertai aksi nyata dalam menjamin fasilitas generasi penerus bangsa dalam mendapatkan pendidikan yang layak.
“Kami akan mendorong Pemerintah untuk beraksi, tidak hanya sekadar wacana, namun ada tindakan nyata. Saya tidak suka diskusi panjang dengan Pemerintah. Saya ingin to the point saja, tidak perlu lama-lama. Kan kita juga sudah punya datanya soal sekolah rusak,” ujar Reza saat meninjau sekolah rusak di SDN Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Senin (20/2).
Apalagi, lanjut pemeran Habibie dalam film Habibie Ainun itu, alokasi 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di kabupaten kota, hanya sekitar 0.9% yang dikucurkan untuk rehabilitasi bangunan sekolah. Angka ini dianggap masih jauh dari kata proporsional.
“Pendidikan adalah pilar bagi kemajuan generasi yang akan datang. Dan sekolah sebagau atapnya, perlu dijaga kelayakannya. Ini soal anak-anak Indonesia yang terancam bahaya ruang kelas roboh. Bantu kamu untuk mewujudkan sekolah yang aman dan layak untuk mereka, karena mereka tidak bisa lagi menunggu,” ajak peraih kategori Aktor Pendukung Terbaik untuk film Perempuan Berkalung Sorban itu.
Dalam kunjungannya kali ini, Reza mengajak kepada masyarakat untuk mendukung program #SekolahAman yang digagas YAPPIKA-ActionAid. Melalui program ini, diharapkan Pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan peraoalan sekolah rusak. Program #SekolahAman tersebut, kini tengah menyasar peningkatan dan perbaikan tata kelola rehabilitasi sekolah di tiga daerah, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Kupang.
Di Kabupaten Serang, YAPPIKA-ActionAid menggandeng organisasi Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Banten. Alasan dipilihnya Kabupaten Serang, lantaran diwilayah tersebut, kondisi kerusakan ruangan sekolah dinilai sangat parah. Pada tahun 2016, tercatat ada 1.406 ruang kelas yang tidak layak.
Kebijakan anggaran Pemerintah Daerah terhadap masalah tersebut juga dilihat belum berpihak. Dari kebutuhan Rp 109 miliar untuk perbaikan seluruh ruang kelas, Pemkab Serang hanya mengalokasikan Rp 14 miliar. Meski tahun 2017 ada kenaikkan menjadi Rp 22 miliar, namun hal itu belum cukup memenuhi kebutuhan.
“Sekolah rusak adalah persoalan bersama. Saya menyambut baik ajakan menjadi Duta Persahabatan YAPPIKA-ActionAid. Dan saya akan terlibat aktif dalam kampanye penyadaran publik terkait persoalan sekolah dan pendidikan di Indonesia,” tandas pemeran Remi difilm Perahu Kertas itu. (Red-02)